BAGIKAN
Image by Arhnue Tan from Pixabay

Kuda laut dan kerabatnya adalah satu-satunya vertebrata di mana para pejantannya yang mengalami kehamilan. Mengerami bayi-bayinya yang sedang berkembang di dalam sebuah kantong yang disebut “kantong induk” – atau “kantong perut”, menurut para peneliti yang telah menemukan bagaimana kuda laut jantan menyalurkan nutrisi untuk embrionya yang sedang berkembang di dalam kantong induknya.

Para peneliti dari University of Sydney telah menerbitkan hasil penelitannya di Journal of Comparative Physiology B.

Selama ritual perkawinan, kuda laut jantan memompa air ke dalam kantong induknya hingga ukurannya bertambah besar, sebelum akhirnya si betina memindahkan telur-telurnya ke dalam kantong tersebut. Jumlahnya bisa mencapai hingga 1500 telur. Proses pembuahan terjadi secara internal. Lapisan dalam kantong perut dipenuhi oleh pembuluh darah, lalu kuda laut jantan membuahi telur-telurnya menjadi embrio. Kuda laut jantan mengandung telur selama 9-45 hari, hingga embrionya berkembang menjadi bayi kuda laut yang ukurannya masih sangat kecil. Kemudian, bayi-bayinya dilahirkan di dalam air.

Kuda laut jantan pot-bellied (H. abdominalis) dengan betinanya. Kuda laut jantan memiliki kantong induk besar yang digunakan untuk menetaskan embrio yang sedang berkembang Credit: Jacquie Herbert.

Kantong induk ini mungkin lebih mirip plasenta dari yang diduga. Para peneliti menelaah lebih jauh bagaimana bayi-bayi kuda laut (H. abdominalis) mendapatkan nutrisi makanannya.

“Pekerjaan ini menambah bukti yang berkembang bahwa kehamilan laki-laki pada kuda laut bisa serumit kehamilan perempuan pada hewan lainnya, termasuk kita,” kata pemimpin tim peneliti dan genetika University of Sydney, Camilla Whittington. “Kami ingin lebih memahami kantong kuda laut dan cara melindungi dan menopang kehidupan bayi-bayi kuda laut.”

Ada dua cara yang umum pada hewan bagaimana para bayinya mendapatkan makanannya. Pertama, adalah apa yang dikenal dengan lecithrophy, di mana sang induk menyediakan bahan-bahan untuk perkembangan pada sesuatu seperti kuning telur. Kedua, adalah dengan cara yang disebut matrotrophy, di mana sang induk menyalurkan nutrisi pada bayinya melalui sesuatu yang disebut plasenta.

Dilansir dari ScienceAlert, banyak hewan bergantung pada kombinasi dari dua proses pemberian makan ini sepanjang perkembangan awal mereka, menyerap kuning telur untuk sementara waktu sebelum menyerap bahan dari induknya.

Pada matrotrophy, terdapat istilah yang disebut dengan Matrotrophy Index (MI), perbandingan antara bobot kering telur yang baru dibuahi dengan berat bayi yang baru dilahirkan. Karena pasokan kuning telurnya digunakan, maka bobot keringnya seharusnya berkurang.

MI untuk spesies kuda laut ini – atau, lebih tepatnya, indeks patrotofinya, atau PI – mengungkapkan bahwa bobot kering total keturunannya tidak banyak berubah ketika mereka berada di dalam kantong.

Embrio tahap akhir H. abdominalis dengan kuning telur (panah)(Skalkos, et al., J. Comp. Physiol. B, 2020)

“Kita sekarang tahu bahwa ayah kuda laut dapat menyalurkan nutrisinya pada bayi-bayinya selama kehamilan, dan kami pikir mereka melakukan ini melalui plasenta. Ini tidak persis seperti plasenta manusia – mereka tidak memiliki tali pusat, misalnya. Kita perlu melakukan pekerjaan histologis lebih lanjut untuk mengkonfirmasi ini.” kata Whittington.

Namun, tampaknya jaringan di dalam kantong induk kuda laut setidaknya memiliki beberapa kemampuan memberikan nutrisi, serta oksigen dan kekebalan yang memungkinkan untuk melindungi bayi-bayi yang sedang tumbuh dari infeksi.

Menemukan tumpang tindih di antara berbagai contoh matrotrophy yang berevolusi secara mandiri adalah cara yang baik untuk mendapatkan pemahaman kehamilan secara umum.

“Pekerjaan ini menambah bukti yang berkembang bahwa kehamilan pejantan pada kuda laut bisa serumit kehamilan betina pada hewan lainnya, termasuk kita,” kata Whittington.