BAGIKAN
Babilonia di tahun 1932

Kota kuno Babilonia terletak sekitar 100 kilometer di selatan Baghdad di Irak saat ini. Selama hampir dua ribu tahun, berfungsi sebagai sebuah pusat peradaban dari Mesopotamia. Secara arkeologis, sedikit saja yang diketahui tentang sejarah awal Babilonia. Catatan kuno menunjukkan bahwa lebih dari 4.000 tahun yang lalu, pada saat kota Ur menjadi pusat sebuah kerajaan, Babilonia tampaknya pernah menjadi pusat administrasi dari sebuah provinsi.

Pada masanya, bahasa Babilonia akan digunakan di seluruh Timur Tengah sebagai cara berkomunikasi melintasi perbatasan. Prestasi besar lainnya adalah pembangunan Taman Gantung. Jika memang itu benar, akan menjadi salah satu keajaiban dunia kuno. Diyakini oleh sebagian orang, Taman Gantung telah dibangun oleh raja Nebukadnezar II.

Kota ini juga menjadi pusat pengetahuan. Di mana para ilmuwannya membuat berbagai penemuan penting dalam matematika, fisika, dan astronomi. Mereka mengembangkan trigonometri, menggunakan model matematika untuk melacak planet Jupiter. Mereka mengembangkan metode pelacakan waktu yang masih digunakan sampai sekarang. Bahkan, teks-teks kunonya masih digunakan oleh para astronom zaman modern untuk mempelajari bagaimana rotasi bumi telah berubah.

Awal permulaan

Dalam sebuah bukunya, Michael Seymour melukiskan tentang Babilonia: “berada dalam suhu yang sangat tinggi dan berada jauh di luar jangkauan pertanian tadah hujan”. Dia mencatat bahwa sistem irigasi yang mengalirkan air dari sungai Efrat dan Tigris harus digunakan untuk bercocok tanam. “Namun, begitu didirikan, sistem seperti itu dapat menuai manfaat dari tanah aluvial yang kaya dan mendukung pertanian yang sangat produktif di tanggul kanal.”

“Babilonia bukanlah sebuah kota yang merdeka,” tulis peneliti Gwendolyn Leick dalam bukunya “The Babylonians” (Routledge, 2003). Dia mencatat bahwa pada tahun 1894 SM, setelah kekaisaran yang berbasis di Ur runtuh, kota itu ditaklukkan oleh seorang pria bernama Samu-abum. Dia adalah orang Amori, orang berbahasa Semit dari daerah sekitar Suriah modern. Dia melanjutkan untuk mengubah Babilonia menjadi sebuah kerajaan kecil yang terdiri dari beberapa kota dan sejumlah wilayah kecil di dekatnya. Babilonia akan tetap seperti ini sampai enam orang raja kemudian. Hingga seorang pria bernama Hammurabi naik tahta. Dia adalah seorang penguasa yang akan mengubah kerajaan yang dulunya kecil ini menjadi sebuah kerajaan besar.

Hammurabi
Patung Hammurabi (Credit: Goodreads)

Kekaisaran Hammurabi

Hammurabi, adalah raja keenam dari dinasti Babilonia Pertama dari suku Amori yang memerintah pada 1792-1750 SM. Ia menciptakan sebuah sistem hukum yang keras, serta sering melakukan penaklukan pada kerajaan lain. Ia menjadi populer karena hukum tertulis pertama yang tercatat di dunia, yang disebut sebagai Piagam Hammurabi (Codex Hammurabi).

Leick mencatat bahwa Hammurabi harus bersabar sebelum dia bisa berkembang. Terletak di antara dua kekuatan kerajaan besar Larsa dan Asyur, dia sangat berhati-hati. Dia menggunakan waktunya dengan bijak. “Saat di rumah, dia berkonsentrasi pada peningkatan basis ekonomi kerajaan dengan membangun kanal dan memperkuat bentengnya,” tulisnya.

Para arkeolog hanya tahu sedikit tentang seperti apa rupa Babilonia pada masa pemerintahan Hammurabi. “Sisa-sisa kota Hammurabi di Bablonia, sayangnya, hampir tidak dapat diakses karena permukaan air telah naik terlalu tinggi untuk memungkinkannya dieksplorasi,” tulis peneliti Harriet Crawford dalam makalah yang diterbitkan dalam buku “The Babylonian World” (Routledge, 2007).

Meskipun peninggalan arkeologisnya langka, namun peninggalan tekstualnya lebih mencerahkan. Leick menulis bahwa perawakan Hammurabi sedemikian rupa sehingga ia dianggap sebagai dewa. Dia mencatat bahwa para orang tua memberi nama anak-anaknya yang berarti “Hammurabi adalah penolong saya” atau “Hammurabi adalah dewa saya.”

Kode Hammurabi
Kode (Undang-undang) Hammurabi [Traveltoeat]

Undang-undang Hammurabi

Hammurabi, membahas sifat keilahiannya sendiri dalam kode hukumnya. Menurutnya, para dewa mengirimnya untuk memerintah dengan beberapa tingkat belas kasihan melalui kekaisarannya. Pembukaan undang-undang mengatakan bahwa “kemudian Anu dan Bel [kedua dewa] memanggil nama saya, Hammurabi, pangeran yang dimuliakan, yang takut akan Dewa, untuk mewujudkan aturan kebenaran di negeri ini, untuk menghancurkan yang jahat dan para pelaku kejahatan; sehingga yang kuat tidak seharusnya merugikan yang lemah…”(Terjemahan dari piagam Hammurabi oleh LW King)

Meskipun Hammurabi mengaku memilki belas kasih, namun kode hukumnya sendiri keras. Menjadikan hukuman mati secara bebas dilakukan saat itu. Bahkan hanya untuk kasus pencurian, bagian dari tubuh akan dipotong. Ini adalah sebuah perubahan dari kode hukum sebelumnya, yang dibuat berabad-abad sebelumnya oleh penguasa Ur, yang lebih cenderung mengenakan denda.

Wanita tidak selalu menerima perlakuan yang sama di bawah kode hukum Hammurabi. Sebuah undang-undang berbunyi, “jika jari ditudingkan pada istri seorang laki-laki karena beberapa laki-laki, tetapi dia tidak tertangkap basah bersetubuh dengan laki-laki lain, dia akan melompat ke sungai demi suaminya,” (terjemahan oleh H. Dieter Viel).

Namun, kode itu memang memiliki aturan yang melindungi wanita yang harus tinggal bersama pria lain karena suaminya tertangkap dalam perang. Ada juga aturan yang mengatur bahwa seorang janda harus menerima warisan. Seorang wanita yang belum menikah harus menerima dukungan keuangan dari saudara laki-lakinya setelah kematian ayahnya.

Herodotus juga melaporkan bahwa setiap wanita, setidaknya sekali dalam hidupnya, harus berada di luar kuil dewi Ishtar (Inanna) dan setuju untuk berhubungan badan dengan orang asing manapun yang telah memilihnya. Begitu dia selesai melakukan ritual ini, pengunjung lelaki memberinya uang untuk disumbangkan ke kuil. Kebiasaan ini dianggap untuk memastikan kesuburan dan kemakmuran masyarakat yang berkelanjutan.

Leick juga mencatat bahwa perbudakan hutang (orang yang diberi pekerjaan buruh atau jasa sebagai ganti pembayaran terhadap utang atau obligasi lainnya) adalah sebuah masalah bagi Hammurabi. Begitupun dengan para penerusnya, terkadang mereka harus membatalkan hutang. Tindakan-tindakan ini “mengisyaratkan gambaran yang kurang baik dari beban hutang yang hancur akibat merosotnya hasil panen pertanian dan tingkat bunga tinggi atas modal pinjaman yang telah diambil, untuk memenuhi tuntutan pajak dan berbagai kewajiban lainnya.”

Periode Kassite

Pada akhirnya, kerajaan Hammurabi tidak bertahan lama, jatuh ke dalam kemunduran setelah kematiannya. Pada tahun 1595 SM, seorang penguasa Het, Mursili I, merebut Babilonia. mengakhiri pemerintahan penerus Hammurabi. Peneliti Susanne Paulus mencatat dalam makalah yang diterbitkan di tahun 2011. Bahwa menambahkan kehinaan bagi yang telah kalah, orang Het merebut patung Marduk, yang telah menjadi dewa penting bagi Babilonia.

Dalam kekacauan yang mengikuti peristiwa ini, orang yang disebut Kassites (juga dikenal sebagai galzu) berkuasa di Babilonia. Mereka memiliki akses yang baik pada kuda, memberikan mereka suatu keuntungan militer.

Mereka tampaknya telah berusaha untuk memenangkan hati rakyat Babilonia, “mereka membawa kembali patung dewa utama, Marduk, yang telah dicuri oleh orang Het, dan mengembalikan pemujaannya di Babilonia” tulis Paulus. “Raja Kassite memulihkan kuil para dewa Babilonia, sementara jajaran mereka sendiri hanya memiliki sedikit pengaruh.”

Leick mencatat bahwa aturan Kassite “membawa stabilitas, kemakmuran dan perdamaian  selama lima ratus tahun” bagi masyarakat Babilonia.

Selain tulisan, bahasa Babilonia anyak digunakan di seluruh Timur Tengah. Karya Babilonia dapat ditemukan di Turki, Suriah, Levant dan Mesir, serta Mesopotamia. “Para juru tulis Babilonia sangat diminati di pengadilan asing…” tulis Leick.

Pertempuran Marduk dengan monster (Credit: public domain)

Perang dengan Asyur (Asiria) dan Elam

Periode dari sekitar 1200 hingga 600 SM akan menjadi periode kekerasan bagi Babilonia, yang dipenuhi dengan sekian banyak peperangan dan beberapa kali berhasil. Sekitar 1200 SM, seluruh Mediterania timur menderita bencana karena gelombang migran yang disebut “Orang Laut,” mungkin dipicu oleh kegagalan panen dan masalah lingkungan, melanda sebagian besar Timur Tengah, meruntuhkan kota-kota di Turki dan Levant dan berkontribusi pada masalah yang akan menimbulkan pecahnya Mesir.

Babilonia juga menderita. Perang dengan Asyur mengakibatkan seorang raja Babilonia digiring dengan rantai menuju Asyur. Sementara raja lainnya membuat Elam berhasil merebut patung Marduk. Seorang penguasa Babilonia yang baru bernama Nebukadnezar I (1126-1105 SM) datang untuk menyelamatkan. Bisa dikatakan, ia mengalahkan Elam dan membawa patung itu kembali. Leick menulis bahwa dengan kesuksesannya tersebut, festival Tahun Baru menjadi semakin penting.

Babilonia berjuang selama berabad-abad berikutnya, dan Asyur kembali menyerang lagi. Leick mencatat bahwa kota itu berada di bawah pemerintahan Asyur langsung, dari 729-627 SM. Selama penyerangan di tahun 689 SM disebutkan telah mengalami kerepotan, di mana berbagai patung dewa disita atau dihancurkan oleh Asyur. Diperlukan perang yang dilancarkan oleh seorang raja bernama Nabopolassar (bersekutu dengan orang Iran yang disebut Median) untuk membebaskan Babilonia dan akhirnya menaklukkan ibu kota Asyur di Niniwe pada tahun 612 SM.

Dari upaya Nabopolassar, zaman keemasan baru kembali muncul bagi Babilonia. Pada 605 SM, Nebukadnezar II, yang terkenal secara alkitabiah, akan mengambil alih, dan dia sekarang dalam posisi untuk membangun sebuah kerajaan.

Babilonia Nebukadnezar II

Melalui penaklukan militer, Nebukadnezar II akan memerintah sebuah kerajaan yang membentang dari Teluk Persia hingga perbatasan Mesir. Dia merebut Yerusalem dua kali, pada tahun 597 SM hingga 587 SM, peristiwa yang menyebabkan penghancuran kuil pertama, deportasi banyak penduduk Yahudi ke Babilonia dan perebutan Tabut Perjanjian.

Di Babilonia sendiri, ia memulai program pembangunan dan rekonstruksi besar-besaran, kota yang memiliki sebuah dinding tembok di dalam dan di luarnya. “Babilonia mencapai kejayaannya yang terbesar sebagai kota pada masa pemerintahan Nebukadnezar II,” tulis Andrew George, seorang profesor dari Universitas London dalam sebuah buku “Babylon”. Agama memainkan peran kunci. “Di jantungnya terdapat empat belas tempat suci yang berbeda, dan dua puluh sembilan lainnya didistribusikan ke seluruh penjuru kota. Itu sangat jauh dari ratusan kapel dan tempat pemujaan jalanan.”

Salah satu kuil terbesar bernama Esagil, didedikasikan untuk dewa Marduk. Terletak di selatan sebuah ziggurat besar, George mengatakan ukurannya 86 meter kali 79 meter dengan tinggi gerbang 9 meter. “Nebukadnezar mencurahkan perhatian pada ruang-ruang pemujaan: ada emas, perak, dan batu permata di mana-mana…”

Istana

Kota Nebukadnezar II memiliki tidak kurang dari tiga istana besar. Istana selatan berukuran 325 m kali 220 m. Itu termasuk ruang tahta dengan dinidng bata mengkilap yang menampilkan lukisan tangan, relief bunga, dan singa. Ubinnya dilapisi dengan warna biru dan kuning, sesuatu yang umum di antara bangunan terpenting di Babilonia Nebukadnezar II.

Raja juga memiliki istana utara dan istana musim panas, di ujung utara tembok luar. Itu “untuk digunakan di musim panas ketika udara kota mencekik dan baunya paling buruk,” tulis George.

Gerbang Ishtar (Credit : Ancient Alien Ancestors- New Book By Will Hart)

Gerbang Ishtar

Dibangun oleh Nebukadnezar II dan dinamai berdasarkan Ishtar, dewi cinta dan perang. Gerbang Ishtar berfungsi sebagai pintu masuk seremonial menuju dinding bagian dalam Babilonia, sebuah rute yang pada akhirnya mengarah ke ziggurat dan kuil Esagil. Orang-orang yang melewatinya di zaman kuno akan melihat batu bata berwarna kuning dan biru yang mengkilap. dengan gambar naga dan banteng yang diukir sebagai relief.

Joachim Marzahn menulis dalam sebuah bab tentang “Babilonia” bahwa “Gerbang Ishtar yang menakjubkan, terdiri dari gerbang ante di tembok luar dan gerbang utama di tembok dalam kota yang lebih besar, dengan panjang 48 meter bagian. Dihiasi dengan tidak kurang dari 575 penggambaran hewan, “mencatat bahwa” gambar banteng dan naga ini, yang mewakili hewan suci dewa cuaca Adad dan dewa kekaisaran Marduk, ditempatkan berjejer secara bergantian. ”

Selain itu, Marzahn menulis bahwa prosesi berjalan melalui Gerbang Ishtar, dan sekitar 180 m memiliki gambar singa yang diukir relief. Mulut singa terbuka, memperlihatkan gigi, dan surai makhluk-makhluk itu sangat detail.

Menara Babel (Credit: Ras Sjamaan)