BAGIKAN
Credit: Helena Seidl da Fonseca

Sebuah tim ilmuwan, yang dipimpin oleh University of Bristol, telah menemukan bukti pertama bahwa bayi di era prasejarah telah diberikan susu hewan menggunakan sebuah bejana yang sepadan dengan botol susu bayi modern.

Tempat untuk menyusui bayi ini terbuat dari tanah liat, pertama kali muncul di Eropa pada zaman Neolitikum (sekitar 5.000 SM), menjadi lebih umum sepanjang Zaman Perunggu dan Besi. Tempat ini biasanya berukuran cukup kecil agar pas di tangan bayi dan memiliki cerat di mana cairan bisa disusui. Terkadang memiliki kaki dan berbentuk seperti binatang khayalan. Mungkin juga digunakan sebagai bejana untuk memberikan asupan bagi orang yang sedang sakit atau kondisinya yang lemah.



Para peneliti ingin menyelidiki apakah ini sebenarnya botol susu bayi sehingga dipilih tiga contoh yang telah ditemukan di kuburan anak-anak yang sangat langka di Bavaria. Berukuran sekitar 5 – 10 cm dengan cerat (untuk menuangkan air) yang sangat kecil.

Tim menggunakan pendekatan kimia dan isotop gabungan untuk mengidentifikasi dan mengukur sisa makanan yang ditemukan di dalam bejana. Temuan mereka, yang diterbitkan di jurnal Nature, menunjukkan bahwa bejana-bejana ini berisi susu ruminansia dari sapi peliharaan, domba atau kambing.


Bejana susu bayi Zaman Akhir Perunggu dari Vösendorf, Austria. [Credit: Enver-Hirsch © Wien Museum]

Kehadiran tiga buah bejana yang teristimewa di kuburan anak-anak ini yang dikombinasikan dengan bukti kimia, menegaskan bahwa bejana ini digunakan untuk memberikan susu hewan kepada bayi baik selama masa menyusui maupun pada masa penyapihan menuju makanan tambahan.



Sebelum penelitian ini, satu-satunya bukti untuk menyapih berasal dari analisis isotop kerangka bayi, tetapi ini hanya bisa memberikan pedoman kasar kapan anak disapih, bukan apa yang mereka makan atau minum. Dengan demikian penelitian ini memberikan informasi penting tentang praktik menyusui dan menyapih, serta kesehatan bayi dan ibu, pada masa prasejarah.

Ini adalah studi pertama yang telah menerapkan metode langsung identifikasi asupan makanan penyapihan kepada bayi di masa lalu dan membuka jalan bagi penyelidikan bejana makanan dari budaya kuno lainnya di seluruh dunia.


Bejana susu bayi di Zaman Akhir Perunggu yang berasal dari (kiri ke kanan): Wina, Oberleis, Vösendorf dan Franzhausen-Kokoron, bertanggal sekitar 1200-800 SM. [Credit : Katharina Rebay-Salisbury]

Penulis utama, Dr. Julie Dunne dari Fakultas Kimia Universitas Bristol, mengatakan: “Bejana yang sangat kecil dan menggugah ini memberi kita informasi berharga tentang bagaimana dan apa makanan bayi yang diberikan oada ribuan tahun yang lalu, menghadirkan sebuah hubungan yang nyata antara ibu dan bayinya di masa lalu.”




Dia melanjutkan: “Vessel serupa, meskipun jarang, muncul dalam budaya prasejarah lainnya (seperti Roma dan Yunani kuno) di seluruh dunia. Idealnya, kami ingin melakukan studi geografis yang lebih besar dan menyelidiki apakah mereka melayani tujuan yang sama. ”

Mitra proyek, Dr Katharina Rebay-Salisbury dari Institut Arkeologi Oriental dan Eropa dari Akademi Ilmu Pengetahuan Austria, mengatakan, “Membesarkan bayi di era prasejarah bukanlah tugas yang mudah. Kami tertarik untuk meneliti praktik budaya pengasuhan, yang memiliki implikasi mendalam bagi kelangsungan hidup bayi. Sangat menarik untuk bisa mengetahui, untuk pertama kalinya, makanan apa yang terkandung di dalam bejana ini”.