BAGIKAN
(National Museum in Warsaw, Warsaw Mummy Project)

Janin bayi yang masih bersemayam dalam kandungan ibunya yang telah lama meninggal lebih dari 2.000 tahun yang lalu, telah sama-sama menjadi mumi. Janin ini telah terawetkan di dalam rahim ibunya, sebelum sempat menghirup udara bebas kehidupan. Namun, bagaimana prosesnya yang membuat bayi itu turut terawetkan, menjadi pertanyaan bagi para ilmuwan yang menjulukinya sebagai Wanita Misterius dari Museum Nasional di Warsawa.

Bayi ini keberadaanya diketahui berkat pemindaian yang dilakukan terhadap mumi yang awalnya diduga seorang pendeta Mesir kuno bernama Hor-Djehuty. Namun penelitian lebih lanjut mengatakan lain. Ini adalah pertama kalinya ditemukan mumi seorang wanita yang sedang dalam keadaan hamil.

Sekarang, nampaknya misteri keberadaan bayi itu mulai tersingkap berkat sebuah penelitian oleh the Warsaw Mummy Project. Janin itu terawetkan karena pengasaman pengasaman tubuh ibunya saat ia membusuk. Dalam ungkapan yang lebih sederhana, mungkin itu seperti membuat asinan untuk makanan. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Archaeological Science.

“Janin tetap berada di dalam rahim yang tidak tersentuh dan mulai, katakanlah, menjadi ‘acar’. Ini bukan perbandingan yang paling estetis, hanya untuk menyampaikan gagasan itu,” kata Marzena Ożarek-Szilke dari Universitas Warsawa di Polandia dan arkeolog Wojciech Ejsmond dari Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia, menjelaskan dalam tulisannya.

“pH darah dalam mayat, termasuk kandungan rahim, menurun secara signifikan, menjadi sangat asam, konsentrasi amonia dan asam format meningkat seiring waktu. Penempatan dan pengisian tubuh dengan natron [campuran garam yang dikumpulkan dari dasar danau kering] sangat membatasi akses udara dan oksigen. Hasil akhirnya adalah rahim yang hampir tertutup rapat berisi janin.”

CT scan janin dalam kandungan; A adalah kepala dan B adalah tangan. (Ejsmond et al., J. Archaeol. Sci., 2022)

Ożarek-Szilke mencatat bahwa tidak ada tulang yang dapat dideteksi dalam pemindaian mumi, dan oleh karena itu identifikasi janin seharusnya tidak meyakinkan. Ini menjadi bahan perdebatan di dalam tim peneliti. Analisis sebelumnya menemukan bahwa mumi Wanita Misterius ini berusia antara 20 hingga 30 tahun ketika dia meninggal, dan kehamilannya antara 26 dan 30 minggu.

Tulang janin sangat kurang termineralisasi selama dua trimester pertama, yang berarti tulang tersebut sulit dideteksi sejak awal setelah menjalani proses pengawetan. Tulang janin bahkan sulit ditemukan selama penggalian arkeologis. Selain itu, proses pengasaman yang akan terjadi selama pembusukan akan semakin mengurangi kandungan mineral dari tulang janin yang sudah rapuh.

Ini adalah suatu proses yang tidak jauh berbeda dengan proses mumifikasi yang terjadi pada mayat yang terendam di rawa gambut. Di mana lingkungan yang sangat asam ‘mengacar‘ jaringan lunak, bahkan mendemineralisasi tulang.

Alasan mengapa tubuh Nyonya Misterius dan tubuh janin berbeda dalam hal ini adalah karena mereka dimumikan secara berbeda. Sang ibu dimumikan menggunakan natron, campuran garam alami yang digunakan orang Mesir kuno untuk mengeringkan dan mendisinfeksi tubuh. Sementara janin, di dalam rahimnya yang tertutup, menjadi mumi di dalam lingkungan yang sangat asam.

Render volumetrik janin dari data CT dengan interpretasi. (Ejsmond et al., J. Archaeol. Sci., 2022)

Selain itu, mineral yang terlepas dari tulang janin akan tersimpan di jaringan lunak janin itu sendiri, dan rahim di sekitarnya, sehingga menghasilkan kandungan mineral yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Ini berarti bahwa jaringan ini akan memiliki radiodensitas yang lebih tinggi pada saat pemindaian CT scan.

Temuan mungkin membantu para arkeolog dan antropolog mengungkap mengapa janin dibiarkan tetap utuh ketika organ dalam lainnya diambil untuk proses mumifikasi.

“Mungkin itu ada hubungannya dengan kepercayaan dan kelahiran kembali di alam baka,” kata Ożarek-Szilke kepada Science di Polandia. “Masih sulit untuk menarik kesimpulan karena kami tidak tahu apakah ini satu-satunya mumi yang sedang mengandung. Untuk saat ini, ini pasti satu-satunya mumi Mesir hamil yang telah diketahui.”