BAGIKAN
Creative Commons Zero - CC0/Piqsels

Nenek moyang purba orang-orang Afrika Barat diketahui pernah bertemu dan melakukan perkawinan silang dengan spesies hominin “hantu’ – sebuah spesies manusia yang hilang dalam sejarah manusia.

Hasil penelitian terbaru para ilmuwan menemukan bahwa populasi yang berada di Afrika Barat saat ini memiliki jejak dari spesies hominid kuno pada DNA mereka. Seperti juga jejak DNA manusia Neanderthal yang bisa ditemukan dalam banyak populasi manusia non-Afrika dan jejak DNA Denisovan ditemukan pada populasi orang Asia. Tetapi, tidak seperti spesies Neanderthal dan Denisovan, belum pernah ada bukti fisik dari peninggalan spesies ini yang pernah ditemukan oleh sains modern.

Dilaporkan dalam jurnal Science Advances, para peneliti dari University of California, Los Angeles’s School of Medicine menemukan bagian kecil dari material genetik yang berasal dari sebuah garis keturunan misterius, yang diperkirakan terpisah dari rangkaian silsilah keturunan manusia bahkan sebelum spesies Neanderthal muncul.



Saat ini, diperkirakan (dan juga masih diperdebatkan) bahwa secara anatomi, manusia modern berasal dari Afrika, dan ketika populasinya mulai bermigrasi ke Eropa dan Asia, mereka bertemu dan melakukan perkawinan antar spesies dengan Neanderthal dan Denisovan.

Dan orang-orang Afrika Barat modern, seperti populasi di Yoruba dan Mende, tidak memiliki gen dari kedua spesies kuno ini, tetapi tidak berarti tidak pernah terjadinya perkawinan antar spesies. Dan faktanya, bukti-bukti terbaru menunjukkan masa lalu genetis dari masyarakat Afrika Barat mungkin memiliki cerita yang menarik.

Teori ini sulit untuk dikonfirmasi, mengingat fosil manusia purba dan juga jejak DNA sangat sulit ditemukan di wilayah benua Afrika dan lebih sulit lagi ditemukan di Afrika Barat.

Dan ada satu cara untuk mengetahui bagaimana manusia purba melakukan perkawinan antar spesies tanpa perlu meneliti fosil dari manusia purba; melalui penelitian genomik modern. Para peneliti membandingkan 405 genom modern dari populasi Yoruba dan Mende dengan genome dari Neanderthal dan Denovisan.

Dan hasilnya cukup mengejutkan. Ditemukan jejak-jejak genome dari spesies hominid yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Dan mirip dengan bagaimana manusia modern di luar Afrika yang masih memiliki jejak dari gen Neanderthal, para peneliti menemukan populasi dari Afrika Barat mewarisi antara 2 hingga 19 persen dari keturunan genetik dari spesies manusia hominid purba yang belum pernah ditemukan hingga kini.



Dan yang menarik, bukan kali ini saja spesies “hantu” dari leluhur manusia yang telah punah ditemukan DNA manusia modern. Para peneliti sebelumnya melihat pada DNA Eurasia dan telah menemukan setidaknya tiga spesies hominid modern yang belum pernah ditemukan dalam genome manusia modern. Dan ini adalah yang pertama untuk DNA Afrika Barat.

Hasil penemuan ini didukung oleh beberapa penelitian sebelum ini yang memperkirakan adanya banyak kejadian perkawinan antar spesies antara manusia purba dengan populasi manusia modern di Afrika.

Teori ini dikenal dengan introgresi genetik. Dan walaupun teori ini kini makin popular, dimana tepatnya, kapan dan sejauh mana percampuran ini terjadi masih belum diketahui.

Pada data fosil, manusia modern pertama kali muncul sekitar 200.000 tahun yang lalu, tetapi di bagian sub Sahara Afrika, sebuah fosil baru telah ditemukan yang menunjukkan gabungan dari manusia purba dan modern berusia hanya 35000 tahun.

“Satu interpretasi dari terjadinya introgresi di masa kini yang kami dokumentasikan adalah bentuk manusia purba masih terus ada di Afrika hingga sekarang ini,” kata penulis dari artikel penelitian ini.

“Dan sebagai alternatif, populasi manusia purba mungkin telah berintegrasi lebih awal.”

Dan pada akhirnya, para penulis mengatakan bahwa kita masih memerlukan lebih banyak analisis dari genom Afrika di seluruh benua Afrika sebelum kita bisa memahami apa yang telah terjadi pada nenek moyang kita.