BAGIKAN
[pixabay]

Stres yang muncul saat mengemudi adalah salah satu faktor risiko untuk pengembangan penyakit kardiovaskular dan komplikasi jantung mendadak seperti serangan jantung (infark miokard), menurut berbagai penelitian yang telah dipublikasikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, memilih musik yang sesuai saat mengemudi bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi risiko ini.

Sebuah studi oleh para peneliti di São Paulo State University (UNESP) di Marília, Brasil, menunjukkan bahwa mendengarkan musik instrumental, misalnya, dapat menghilangkan stres jantung.

Hasil penelitian ini, yang didukung oleh São Paulo Research Foundation — FAPESP, diterbitkan dalam jurnal Complementary Therapies in Medicine.

“Kami menemukan bahwa tekanan jantung pada peserta dalam percobaan kami berkurang dengan mendengarkan musik saat mereka mengemudi,” kata Vitor Engrácia Valenti, seorang profesor di UNESP Marília dan seorang peneliti utama proyek tersebut.




Para peneliti menganalisis efek musik terhadap stres jantung pada lima orang wanita yang berusia antara 18 hingga 23 tahun. Semua subjek memiliki kondisi yang sehat, dengan anggapan sebagai pengemudi non-haid (mereka mengemudi sekali atau dua kali seminggu), dan telah memperoleh lisensi mengemudi 1-7 tahun sebelumnya.

“Kami memilih untuk menilai kebiasaan wanita yang bukan pengemudi karena orang-orang yang sering mengemudi dan memiliki lisensi untuk waktu yang lama lebih mudah beradaptasi dengan situasi stres saat di lalu lintas,” jelas Valenti.

Para sukarelawan dinilai selama dua hari, dalam situasi yang berbeda dan dalam urutan secara acak. Pada hari pertama, mereka berkendara selama 20 menit pada saat jam sibuk (5: 30-6: 30 sore) di sepanjang rute 3 km di distrik Marília yang sibuk, sebuah kota berukuran sedang di barat laut Negara Bagian São Paulo, tanpa mendengarkan musik.

Di hari lain, para sukarelawan mengendarai rute yang sama pada waktu yang sama tetapi mendengarkan musik instrumental melalui pemutar CD yang diselingi siaran radio. Penggunaan earbud atau headphone saat mengemudi adalah pelanggaran lalu lintas.

“Untuk meningkatkan tingkat stres lalu lintas, kami meminta mereka mengendarai mobil yang bukan milik mereka. Mengemudi mobil sendiri mungkin bisa mengurangi tingkat stres,” kata Valenti.

Tingkat stres jantung diperkirakan dengan mengukur variabilitas detak jantung menggunakan sebuah monitor detak jantung yang terpasang pada dada peserta. Didefinisikan sebagai fluktuasi interval antara detak jantung berturut-turut, variabilitas detak jantung dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Semakin aktif sistem saraf simpatis, semakin cepat jantung berdetak, sedangkan sistem saraf parasimpatis cenderung memperlambatnya.




“Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis mengurangi variabilitas detak jantung, sedangkan aktivitas sistem saraf parasimpatis yang lebih intens meningkatkannya,” kata Valenti.

Dari analisa yang dilakukan, menunjukkan bahwa penurunan variabilitas detak jantung terjadi pada sukarelawan yang mengemudi tanpa musik, menandakan tingkat aktivitas sistem saraf parasimpatis yang lebih rendah tetapi sistem saraf simpatis teraktivasi.

Sebaliknya, variabilitas detak jantung meningkat pada pengemudi yang mendengarkan musik, menunjukkan tingkat aktivitas sistem saraf parasimpatis yang lebih tinggi dan pengurangan aktivitas sistem saraf simpatis.

“Mendengarkan musik melemahkan stres menengah yang membebani para relawan yang dialaminya saat mereka mengemudi,” kata Valenti.

Studi ini hanya melibatkan wanita untuk mengendalikan pengaruh hormon seks, jelasnya. “Jika pria, serta wanita, telah berpartisipasi dan kami telah menemukan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok, hormon seks wanita bisa dianggap telah menjadi penyebabnya,” katanya.




Dalam pandangannya, hasil penelitian dapat berkontribusi pada penciptaan langkah-langkah pencegahan penyakit kardiovaskular pada situasi stres akut, seperti mengemudi dalam lalu lintas yang padat.

“Mendengarkan musik bisa menjadi langkah preventif yang mendukung kesehatan kardiovaskular dalam situasi stres berat seperti mengemudi selama jam sibuk,” katanya.


Elton Alisson,