BAGIKAN
Teleskop X-Ray milik Jerman yang disebut eROSITA, sebelum dikirim menuju roket Rusia Proton untuk diluncurkan.

Teleskop angkasa milik Jerman yang dirancang untuk misi pencarian energi gelap dan berbagai obyek asing lainnya di alam semesta, diluncurkan pada hari Sabtu tanggal 22 juni 2019 dengan sebuah roket milik Rusia.

Teleskop ini menumpang pada satelit yang diberi nama Spektrum-Röntgen-Gamma (Spektr-RG) menggunakan roket proton. Peluncuran dilakukan pada jam 8:12 a.m EDT (19.12 WIB) dari Kosmodrom Bykonur di Kazakhtan. Jika misi yang dijalankan oleh badan antariksa Rusia Roscosmos ini berjalan lancar, Spektr-RG akan menghabiskan empat tahun mengarungi angkasa dan kemudian 2,5 tahun berfokus pada obyek-obyek angkasa tertentu untuk dipelajari. Peluncuran sempat ditunda dari seharusnya dilakukan pada hari Jumat (21 Juni) dikarenakan alasan yang tidak disebutkan.

Setelah diluncurkan, Spectr-RG akan menjadi instrumen milik badan antariksa Jerman (DLR) yang melakukan pengamatan dengan rontgen yang diperluas dengan menggunakan teleskop X-ray eROSITA yang akan menjadi “mata” X-ray terbaik yang pernah diluncurkan sebagai teleskop angkasa.

“eROSITA akan membantu para peneliti untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dari struktur dan proses pengembangan alam semesta, dan juga bisa membantu mengungkap misteri energi gelap,” Walther Pelzerm executive board member dari badan antariksa DLR. DLR bekerja sama dengan Max Plack Institute for Extraterrestial Physics dalam mengembangkan eROSITA.

Energi gelap dipercaya sebagai suatu bentuk energi yang berada di belakang proses pengembangan dari semesta:para ilmuwan yang menemukannya di tahun 1990 mengungkapkan bahwa semesta sebenarnya mempercepat proses pengembangannya dan menjadi semakin besar, tetapi mengapa ini bisa terjadi masih belum bisa dipahami. Salah satu dari target dari eROSITA adalah untuk menemukan penyebab dari percepatan proses ini.

Para ilmuwan percaya bahwa energi gelap mengisi sekitar 68% dari semesta ini, dan materi gelap – yang hanya bisa dideteksi melalui efeknya terhadap obyek lain – mengisi hingga 27%. Sisanya sekitar 5% dari keseluruhan semesta adalah semua wujud yang bisa kita lihat di semesta ini, dengan mata kita sendiri ataupun melalui pengamatan menggunakan teleskop.

eROSITA akan mengamati setiap gugusan galaksi untuk lebih memahami sifat dari energi gelap. Karena gugusan-gugusan galaksi tersebut sangat panas, sinar X-Rays yang dipancarkannya akan dilacak oleh eROSITA untuk dipelajari bagaimana gugusan-gugusan galaksi ini bergerak dan seberapa cepat mereka bergerak.

Teleskop milik Jerman ini juga akan memeriksa berbagai fenomena “panas” lainnya, seperti gas super panas dari supernova (ledakan bintang), bintang neutron (inti bintang yang tertinggal setelah terjadinya peristiwa ledakan supernova) dan active galactic nuclei (galaksi yang memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya).

Menurut DLR, Instrumen ini akan mengarungi angkasa setiap enam bulan dalam empat tahun dalam rangka menyusun peta emisi X-ray di seluruh semesta. “eROSITA akan menghasilkan katalog kosmis terbesar yang pernah ada dari obyek panas di semesta dan juga akan memberikan pemahaman ilmiah yang lebih baik akan struktur dan proses pengembangan semesta,” badan antariksa ini memberi pernyataan

Spektr-RG juga membawa instrumen kedua, yang diberi nama teleskop ART-XC milik Rusia. Setelah satelit diluncurkan, Roscosmos akan menghabiskan tiga bulan untuk mempersiapkannya. Misi yang dijalankan nantinya termasuk memindahkannya pada orbit yang stabil di titik lagrangian L2, titik dimana gaya gravitasi bumi dan matahari seimbang. Lokasi ini akan menjadi tempat Spektr-RG melakukan pengamatan selama 6,5 tahun menggunakan bahan bakar minimum.