BAGIKAN
Suhyeon Choi/ Unsplash

Kehamilan pada manusia rata-rata terjadi selama 38-40 minggu. Dalam rentang waktu tersebut janin akan berkembang secara bertahap, hingga pada minggu akhir masa kehamilan merupakan masa yang penting dalam pembentukan tahap akhir berbagai organ vital, termasuk otak dan paru-paru. Kelahiran yang terjadi sebelum masa 37 minggu kehamilan beresiko terhadap kesehatan bayi karena organ tubuhnya belum tumbuh sempurna.

Penelitian terbaru mengungkap bahwa paparan suhu panas ekstrim global diperkirakan telah memicu 25.000 kelahiran prematur di AS setiap tahun. Dan jika temperatur global ini terus meningkat di seluruh dunia, diperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah hingga akhir dari abad ini jika tidak dilakukan tindakan proaktif untuk mengatasinya.

Dari hasil penelitian ini, didapatkan bukti adanya hubungan antara paparan suhu panas dengan meningkatnya resiko melahirkan prematur pada wanita-wanita hamil. Hal ini disebabkan karena hormon oksitosin yang bisa terpengaruh oleh suhu panas, hormon ini memegang peranan penting dalam pengaturan waktu kelahiran bayi, suhu panas juga memicu stress pada sistem kardiovaskular, keduanya memicu wanita hamil untuk melahirkan lebih cepat dari seharusnya.




Dua orang peneliti, Allan Barreca dari the University of California, Los Angeles dan Jessamyn Schaller dari Cambridge melakukan riset untuk menemukan bukti korelasi resiko dari melahirkan lebih cepat dari seharusnya dengan naiknya temperatur global, dengan melihat data kelahiran bayi di AS dalam rentang waktu 20 tahun dari tahun 1969 hingga 1988. Paparan suhu panas yang ekstrim menyebabkan peningkatan yang besar dari resiko melahirkan hingga mencapai 56 juta kelahiran selama lebih dari 3 juta hari.

“Kami menemukan bahwa pada hari terjadinya suhu panas ekstrim terjadi peningkatan jumlah kelahiran dan juga pada hari sesudahnya dan juga terjadi kelahiran lebih cepat dari seharusnya dalam dua minggu setelahnya,” peneliti menuliskan dalam Nature Climate Change. “Kami memperkirakan rata-rata 25.000 bayi pertahun lahir prematur sebagai akibat dari suhu panas.

Angka kelahiran meningkat hingga 5 persen pada hari dengan temperatur maksimum mencapai lebih dari 32,2 derajat celcius dan rata-rata merupakan kelahiran prematur 6 hari lebih awal dari jadwal, dan dalam beberapa kasus hingga dua minggu lebih awal dari jadwal.


Terjadinya paparan suhu panas ekstrim adalah akibat dari perubahan iklim bumi yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan bayi. Hasil penelitian sebelumnya menemukan hubungan antara periode kehamilan yang lebih pendek dan berkurangnya kualitas kesehatan dan juga kemampuan kognitif anak ketika tumbuh dan berkembang. Penelitian yang dilakukan sebelum ini tidak menghitung secara pasti berapa hari kehamilan yang hilang akibat cuaca panas, tetapi para peneliti memperkirakan di AS ada sekitar 250.000 hari pada masa kehamilan yang hilang setiap tahun pada akhir abad ini (2080- 2099), dan mempengaruhi sekitar 42.000 kelahiran jika tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mencegah perubahan iklim bumi.

Kita tahu bahwa iklim bumi semakin panas, dan tanpa adanya tindakan serius, akan semakin buruk. Bencana badai, kebakaran hutan dan gelombang panas tidak bisa terhindarkan. 

Apa yang ditunjukkan oleh penelitian ini adalah bukan hanya manusia yang telah terlahir yang terkena dampak dari meningkatnya suhu global ini. 

Dan keengganan kita untuk melakukan tindakan nyata untuk mencegah perubahan iklim sekarang akan berdampak negatif pada kehidupan generasi selanjutnya. Dapatkah kita nanti menjelaskannya pada mereka?