Para ilmuwan di Pusat VIB-UGent untuk Bioteknologi Medis telah mengambil langkah penting ke depan dalam pengembangan imunoterapi penargetan kanker. Tim peneliti mengembangkan perawatan pada tikus yang telah menghancurkan daerah dari tumor dan menstimulasi sistem kekebalan untuk menyerang sel-sel kanker yang masih bertahan.
Selain itu, para peneliti menunjukkan bahwa pengobatannya memberikan perlindungan terhadap perkembangan pembentukan tumor di area lain dari tubuh. Temuan mereka telah dipublikasikan dalam jurnal akademik Nature Communications.
Kemoterapi dan radioterapi efektif dalam memperkecil ukuran tumor, tetapi sayangnya juga mempengaruhi sel-sel yang masih sehat. Sistem kekebalan manusia adalah senjata yang lebih akurat, yang telah berevolusi untuk mengenali dan memusnahkan sel-sel penyebab penyakit. Namun, sel-sel kanker menggunakan berbagai strategi berbeda untuk membingungkan dan menggagalkan sistem kekebalan tersebut.
Imunoterapi ini membantu merangsang sistem kekebalan tubuh untuk lebih mengidentifikasi sel kanker tertentu, menunjukkan hasil yang menjanjikan, meski masih membutuhkan banyak perbaikan.
Contoh untuk sistem kekebalan tubuh
Tim Prof. Xavier Saelens dari Pusat Bioteknologi Medis VIB-UGent, berusaha untuk meningkatkan pendekatan imunoterapi secara inventif dengan memprovokasi kematian jenis sel tertentu, yang disebut nekroptosis, dalam sel kanker. Penelitian VIB sebelumnya telah menunjukkan bahwa ketika sel-sel mati dari nekroptosis, sistem kekebalan memberikan sinyal alarm.
Lien Van Hoecke dari Pusat Bioteknologi Medis VIB-UGent mengatakan: “Fenomena ini juga disebut kematian sel imunogenik, karena sel yang mati menjadi contoh untuk sistem kekebalan tubuh, yang kemudian belajar dan mengingat sel mana yang harus dicari dan diserang.”
Efek ganda
Berdasarkan pengetahuan itu, tim mencari cara untuk memprovokasi nekroptosis pada sel kanker dan dengan demikian ‘mengajarkan’ sistem kekebalan tubuh bagaimana menyerang tumor. Para peneliti mengeksplorasi MLKL, protein yang memainkan peran penting dalam nekroptosis, untuk tujuan penelitian mereka.
Lien Van Hoecke : “Kami mengembangkan terapi kekebalan yang menyebabkan sebagian sel kanker memproduksi MLKL. Akibatnya, sel-sel kanker ini mati. Sel-sel mati kemudian mengaktifkan sistem kekebalan, yang menyerang sel-sel tumor yang masih bertahan dari perawatan awal. ”
Prof Xavier Saelens : “Perawatan kami tidak hanya menghambat pertumbuhan tumor primer pada tikus, tetapi juga memberikan perlindungan terhadap tumor yang tidak diobati dan tumor yang disebarluaskan. Ini karena sistem kekebalan tubuh mampu mengenali sel-sel kanker yang terletak di area lain dari tubuh setelah menghadapi sel-sel yang hancur dalam tumor yang dirawat. Hasil dari penelitian kami membuka sejumlah jalan untuk penerapan terapi ini pada manusia. ”