BAGIKAN
[Sunny Mon/ Youtube]

Seekor lebah yang telah mati berada ditengah-tengah kumpulan kelopak bunga mawar berwarna merah jambu yang mengelilinginya. Sebuah pemandangan yang tidak biasa sekaligus mengharukan. Terlebih saat beberapa semut terlihat menggeser kelopak mawar untuk diletakkan bersamaan di samping lebah yang sudah tidak bernyawa.

Sebuah video yang diunggah telah merekam peristiwa yang tidak biasa mengundang banyak pertanyaan. Di antaranya, apakah mereka sedang menjalankan sebuah ritual kematian?

Serangga sosial seperti semut, lebah, dan tawon adalah satu-satunya mahluk selain manusia yang memiliki strategi perilaku kompleks untuk memisahkan hewan yang telah mati dari komunitas sarang. Seperti kebanyakan hal, mereka melakukan ini untuk kebaikan kelompok. Jadi, keselamatan kelompok lebih diutamakan.

Seperti di berbagai koloni atau sarang apa pun, serangga dibagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan tugas utamanya. Pembagian kerja ini termasuk mereka yang ditugaskan untuk memindahkan yang telah mati atau yang tengah sekarat untuk mencegah tersebarnya penyakit dan infeksi di antara masyarakat hewan lainnya. Bisa dikatakan semut yang mendapatkan tugas ini sebagai lebah pemakaman.

Tentang mekanisme yang membuat semut mengetahui rekannya telah mati atau bahkan sekarat adalah melalui bahan kimia yang dilepaskannya. Lebah pemakaman akan membawa rekannya yang telah mati ke luar koloni hingga ke tempat yang jauh dari sarangnya. Namun, sering kali membuangnya ke tempat yang sama – mungkin sejenis kuburan semut.

Bagi lebah, tekniknya sedikit berbeda. Jika seekor lebah mati, maka para pengawal akan menyeretnya keluar dari sarang lalu terbang dan membuangnya – sepertinya ini yang telah terjadi pada video tersebut.

Sebuah teori yang tersiar online adalah bahwa kawanan semut mengetahui hidangan yang cukup spektakuler dan menggunakan kelopak mawar untuk menyamarkan bau busuk yang menyengat. Hal ini mereka lakukan agar bangkai lebah tidak terendus hewan pemulung lain yang dapat merebut bangkai tersebut.

Namun, David Notton, Kurator Senior Hymenoptera (urutan serangga yang mencakup semut, lebah, dan tawon) di Museum Sejarah Alam, London, memiliki saran lain.

“Sulit untuk mengatakan karena wilayah dan jenis semut tidak jelas, tetapi kemungkinan besar mereka adalah semut pemanen (vegetarian) membawa pulang kelopak ke sarang mereka sebagai makanan, dan lebah mati entah bagaimana berakhir di atas pintu masuk sarang,” katanya kepada IFLScience. “Itu berarti lebah mungkin lebih menjadi penghalang bagi semut jika itu menghambat mereka mengambil makanan dari liangnya.”

Thomas O’shea-Wheller, peneliti entomologi pasca-doktoral di Louisiana State University, memiliki dua teori lebih lanjut.

“Saya pikir itu adalah salah satu dari dua hal; diantaranya ‘gundukan sampah’ bagi semut, di mana mereka menumpuk berbagai barang yang membusuk (termasuk kumbang dan kelopak). Atau, gudang makanan tempat menyimpan barang-barang yang mereka cari,” katanya kepada IFLScience.

“Bagaimanapun, titik kuncinya adalah mereka tampaknya memperlakukan lebah dan kelopak sebagai sumber daya yang sama, atau produk buangan, sehingga muncullah ‘lebah pemakaman’.”