BAGIKAN
Chandrayaan-2 dilengkapi dengan tiga buah modul, orbiter,lander yang dberinama Vikram, dan rover yang diberi nama Pragyan. Foto diatas menunjukkan Pragyan saat memasuki Vikram. [Credit: ISRO.gov.in]

Setelah mengalami beberapa kali penundaan, the Indian Space Research Organization (ISRO) akhirnya bersiap untuk meluncurkan misi Chandrayaan-2 hari Minggu ini untuk menjadikan India sebagai negara pertama yang mendarat di kutub selatan Bulan (lunar South Pole). Direncanakan, misi pendaratan ini akan dilakukan beberapa hari sebelum perayaan 50 tahun pendaratan Apollo 11, pendaratan manusia pertama di Bulan . Misi Chandrayaan-2 tidak akan membawa awak manusia, tetapi akan membawa tiga buah robot penjelajah yang akan mensurvey Bulan , baik di permukaan maupun angkasa di atas Bulan .

Peluncuran dijadwalkan akan dilakukan pada hari Minggu, Tanggal 14 Juli 2019, jam 2.21 pm PT (15 Juli 2019, 04.21 WIB) dan dilakukan di Satish Dhawan Centre di Sriharikota, Utara dari Chennai, India. Pesawat tanpa awak Chandrayaan-2 akan membawa sebuah orbiter Bulan , sebuah wahana pendaratan Bulan (moon lander), dan sebuah kendaraan penjelajah rover Bulan, dan akan diluncurkan dengan roket the Geosynchronous Satellite Launch Vehicle Mark III, buatan ISRO. Roket yang berkekuatan setengah dari SpaceX Falcon 9 ini akan membawa Chandrayaan-2  ke wilayah yang dikenal sebagai “orbit parkir bumi” sebelum nantinya modul akan melepaskan diri dan menggunakan sumber tenaga yang dimilikinya untuk melanjutkan perjalanan menuju Bulan.

Misi ini adalah misi kedua bagi India, setelah sebelas tahun yang lalu meluncurkan Chandrayaan-1, dengan membawa orbiter Bulan . Orbiter tersebut mencapai orbit Bulan pada tanggal 8 November 2008 dan kemudian meluncurkan sebuah alat yang disebut Moon Impact Probe (MIP) ke wilayah kutub selatan bulan. Alat ini mengirimkan data permukaan Bulan dan dikirimkan kembali ke stasiun ISRO, berkat alat ini ISRO mampu mendeteksi adanya es dari air di wilayah tersebut, material yang sangat dibutuhkan bagi misi eksplorasi dimasa datang.

Jika peluncuran Chandrayaan-2 berhasil dilaksanakan tepat waktu, diperkirakan akan mencapai permukaan Bulan pada tanggal 6 September 2019. Dan India akan menjadi negara keempat di dunia yang berhasil melakukan pendaratan lunak (soft landing) di permukaan Bulan , setelah AS, Rusia dan Cina, yang belum lama ini berhasil mendaratkan kendaraan penjelajah rover Chang’e 4 di sisi tergelap Bulan, wilayah Bulan yang belum pernah dijelajahi karena menghadap membelakangi bumi.

Wahana pendarat dan kendaraan penjelajah rover akan bergerak menuju kutub selatan Bulan, mengeksplorasi wilayah di Bulan yang dianggap penting secara ilmiah karena terdeteksi mengandung air. Wahana pendarat Bulan , dikenal dengan “Vikram”, dan kendaraan rover diberi nama “Pragyan,” dijadwalkan akan menjelajah wilayah selatan Bulan , wilayah terjauh yang pernah dijelajahi di Bulan. Titik pendaratan adalah antara dua buah kawah, Manzinus C dan Simpelius N.

Ketiga robot penjelajah ISRO yang memiliki masa hidup yang berbeda-beda akan menjalankan misi mereka masing-masing dalam jangka waktu yang terbatas untuk menjelajah Bulan. Salah satu misi utama adalah untuk menganalisa komposisi dari Bulan, sehingga akan membawa kita untuk semakin memahami tentang asal-usul Bulan serta bagaimana proses evolusinya.

Ada 12 ruang muatan yang dibawa, 5 buah ada pada pesawat orbiter dan wahana pendarat dan dua buah pada rover. Wahana pendarat hanya akan dioperasikan pada satu hari Bulan (dua minggu di bumi). NASA juga menumpangkan pada wahana pendaratan Bulan sebuah laser retroreflector, sebuah alat yang membantu mengukur jarak antara bumi dan Bulan.

Pesawat orbiter akan beroperasi selama satu tahun dan akan mengorbit Bulan di sekitar kutub-kutubnya dan membawa radar dan spektrofotometer yang akan membantu menganalisa komposisi permukaan Bulan dan exosfer Bulan. Diharapkan, instrumen tersebut mampu memberikan kita pemahaman lebih jauh tentang sumber-sumber air di bulan. Selain itu, akan dilakukan pemetaan dengan kamera untuk membuat peta 3D dari permukaan Bulan.

Kendaraan rover Pragyan, yang menggunakan tenaga sinar matahari yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI), akan menjelajah permukaan Bulan pada kecepatan 1 cm per detik dengan membawa intrumen yang mampu mendeteksi kandungan molekul di Bulan.