BAGIKAN
[pixel2013/pixabay]

Di dalam sekam biji kopi terdapat sebuah zat yang berpotensi untuk menghalau peradangan dan bermanfaat dalam meringankan penyakit kronis. Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Illinois, yang hasil studinya dipublikasikan di Food and Chemical Toxicology.

Dalam proses pembuatan kopi sejak dari buahnya, seringkali beberapa bagian lainnya menjadi terabaikan. Meskipun dapat digunakan sebagai pakan ternak atau pupuk tanaman, sebagian yang lain saat tidak terkelola dapat menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan.

Hasil dari pengujian terhadap tikus menunjukkan bahwa di dalam ekstrak kulit biji kopi terdapat dua zat aktif yang disebut asam protokatekuat dan asam galat, yang dapat mengurangi peradangan yang diinduksi lemak dalam sel, peningkatan penyerapan glukosa dan sensitivitas insulin.




Dari temuan ini menunjukkan bahwa kedua senyawa aktif tersebut dapat memberikan harapan ketika dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan. Sebagai strategi untuk mencegah penyakit kronis yang berhubungan dengan obesitas, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

“Bahan dari biji kopi ini menarik terutama karena komposisinya. Ini terbukti tidak beracun. Dan fenolik ini memiliki kapasitas anti-oksidan yang sangat tinggi.” kata Elvira Gonzalez de Mejia dari University of Illinois.

Ketika peradangan terkait obesitas hadir , kedua jenis sel – makrofag (sel respons imun) dan adiposit (sel lemak) – bekerja bersama-sama sehingga terjebak dalam ‘satu lingkaran’ untuk meningkatkan stres oksidatif dan mengganggu penyerapan glukosa sehingga memperburuk situasi.

Para peneliti bertujan untuk menghilangkan atau mengurangi peradangan sebanyak mungkin untuk memungkinkan penyerapan glukosa difasilitasi, serta memiliki sel-sel sehat yang akan menghasilkan insulin yang cukup.

Miguel Rebollo-Hernanz, penulis utama studi ini, menjelaskan bagaimana hasilnya memberikan wawasan tentang mekanisme kerja ekstrak dan senyawa murni ini, dan potensi kemanjurannya untuk studi di masa depan pada manusia atau hewan.

“Kami mengevaluasi dua ekstrak dan lima fenolat murni, dan kami mengamati bahwa fenolat ini, terutama asam protokatekuat dan asam galat, mampu memblokir akumulasi lemak dalam adiposit terutama dengan merangsang lipolisis [pemecahan lemak], tetapi juga dengan menghasilkan cokelat adiposit seperti-cokelat atau krem,” Rebollo-Hernanz menjelaskan.




Secara signifikan, sel-sel “seperti cokelat” ini dikenal sebagai pembakar lemak, dan mengandung lebih banyak mitokondria, organel penting dalam sel yang mengubah nutrisi menjadi energi. Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati bahwa beberapa fenolat mampu merangsang kecoklatan sel-sel lemak, meningkatkan kandungan mitokondria dalam adiposit, atau sel-sel lemak.

“Sekarang kita tahu bahwa dengan adanya senyawa ini kita dapat mengurangi peradangan, mengurangi adipogenesis, dan mengurangi ‘lingkaran’ yang membantu dua jenis sel tumbuh dan mengembangkan senyawa berbahaya yang akan berdampak negatif pada keseluruhan sistem,” kata de Mejia




Para peneliti juga menekankan dampak positif pada lingkungan dengan memanfaatkan produk sampingan dari biji kopi. Selama pemrosesan kopi, biji kopi dipisahkan dari kulitnya. Setelah biji kopi dipanggang, sekamnya dipisahkan.

“Begitu produsen mengetahui manfaatnya, mereka akan memperlakukan bahan-bahan ini sebagai bahan dan bukan limbah,” kata de Mejia. “Dibutuhkan kolaborasi yang baik antara institusi akademik, industri, dan sektor publik untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi pasarnya telah tersedia untuk produk-produk ini.”