BAGIKAN

Google Doodle pada tanggal 31 Mei 2017 menampilkan Zaha Hadid, seorang arsitek muslim Inggris kelahiran Baghdad, Irak. Ia adalah perempuan sekaligus perempuan muslim pertama yang meraih penghargaan tertinggi arsitektur, Pritzker, pada 2004. Penghargaan ini bisa dibilang penghargaan Nobel di bidang arsitektur.

Google Doodle 31 Mei 2017 Menampilkan Zaha Hadid

Selain penghargaan tersebut, dua tahun berturut-turut, pada 2010 dan 2011, Zaha juga menerima penghargaan Stirling Prize dari Royal Institute of British Architects Stirling Prize. Tahun berikutnya, 2012, Zaha menerima gelar Dame Commander of the Order of the British Empire dari Ratu Elizabeth II.

Kemudian, setahun sebelum dia meninggal, Zaha menerima penghargaan Royal Gold Medal dari Royal Institute of British Architects. Sayangnya, pada 31 Maret 2016, Zaha wafat karena serangan jantung di Rumah Sakit Miami, Amerika Serikat, tempat ia dirawat karena penyakit bronkitis.

Meski telah tiada, perempuan kelahiran 31 Oktober 1950 ini menjadi inspirasi untuk para perempuan di berbagai belahan dunia melalui karya-karya arsitekturnya. Sebut saja Vitra Fire Station di Jerman, Dongdaemun Design Plaza di Korea Selatan, Riverside Museum di Skotlandia, dan Salerno Maritime Terminal di Italia yang baru selesai dibangun pada 2016.

Salah satu rancangannya, Stadion Al-Wakrah, Qatar, yang akan dijadikan salah satu stadion untuk perhelatan World Cup 2022, sempat menuai kontroversi. Banyak yang mencibir rancangannya mirip vagina. Namun dengan santai Zaha menjawab, seperti dilansir laman The Guardian, “Mereka bilang apa? Semua yang berlubang di dalamnya berarti vagina? Sebuah ketololan yang nyata.”

Kantor berita The Guardian menyebut Zaha sebagai “Ratu Kurva” karena “Membebaskan geometri dalam arsitektur, memberikannya identitas ekspresi baru.” Karya-karya Zaha yang lain: aquatic centre untuk Olimpiade 2012 London, Broad Art Museum di Michigan State Univeritys, Guanzhou Opera House di Cina.

Beberapa rancangan Zaha Hadid, arsitek inspiratif yang menjadi Google Doodle tersebut, juga masih banyak yang dalam tahap pembangunan. Di antaranya, Stadion Al-Wakrah -yang sempat menuai kontroversi karena bentuknya- dan gedung pencakar langit di New York.

Arsitek Perempuan Si Ratu Kurva

Stadion Al-Wakrah. (REUTERS)

Siapa yang akan menyangka desa nelayan Al-Wakrah di Qatar akan berubah total setelah stadion sepak bola rancangan Zaha Hadid berdiri di sana? Ya, desa dengan berpenduduk 30 ribu orang ini adalah sebuah kampung nelayan di Qatar. Selain ikan, desa ini juga menghasilkan mutiara. Desa itu terpilih sebagai salah satu tempat bertanding perhelatan World Cup 2022 di Qatar.

Stadion ini menuai kontroversi dan cibiran banyak arsitek karena mirip vulva, lubang vagina. Namun Zaha, sang perancang dengan tenang menjawab, seperti dilansir laman berita The Guardian, “Mereka bilang apa? Semua yang berlubang di dalamnya berarti vagina? Sebuah ketololan yang nyata.”

Yang jelas, Zaha tidaklah merancang stadion itu sembarangan. Perempuan kelahiran 31 Oktober 1950 ini menyatakan terinspirasi dari kapal arab kuno.

Zaha memang bukan orang sembarangan. Perempuan yang dijuluki “Ratu Kurva” ini menghitung betul teknik dan struktur bangunan yang ia rancang, meski memiliki desain yang sangat futuristik.

Maklum, Zaha merupakan sarjana matematika dari Universitas Beirut pada 1972 sebelum ia pindah ke London untuk belajar di Architectural Association School of Architecture. Di sana Zaha bertemu Rem Koolhaas, Elia Zenghelis, dan Bernard Tschumi. Ketiganya adalah arsitek penggagas aliran arsitektur neo-modernis.

Gedung Opera Guangzhou di Cina. (Telegraphc.co.uk)

Kemudian ia pindah ke Rotterdam untuk bekerja dengan Koolhas dan Zenghelis, mantan profesor pembimbingnya, di Office for Metropolitan Architecture (OMA).

Pada 1980, Zaha Hadid mendirikan konsultan arsitekturnya sendiri yang diberi nama Zaha Hadid Architects. Kantor ini berbasis di London, Inggris. Sekarang, kantor konsultan ini mempekerjakan 400 staff yang tersebar di 40 negara.

Bangunan pertamanya yang lahir dari tangannya sendiri adalah Vitra Fire Station in Weil am Rhein, Jerman, yang selesai di bangun pada 1993. Pada dekade 1990-an dan 2000 awal, karya dengan cepat terkenal di seluruh dunia lantaranya desainnya yang sangat neo-futuristik tanpa meninggalkan struktur yang mantap. Sejak saat itulah pesanan merancang datang dari seluruh dunia.

Sebut saja Vitra Fire Station di Jerman, Dongdaemun Design Plaza di Korea Selatan, Riverside Museum di Skotlandia, dan Salerno Maritime Terminal di Italia yang baru selesai dibangun pada 2016. Kantor berita The Guardian menyebut Zaha sebagai “Ratu Kurva” karena “Membebaskan geometri dalam arsitektur, memberikannya identitas ekspresi baru.” Karya-karya Zaha yang lain: aquatic centre untuk Olimpiade 2012 London, Broad Art Museum di Michigan State Univeritys, Guanzhou Opera House di Cina.

Zaha Hadid adalah perempuan dan muslim pertama mendapat Pritzker Prize 2004, empat tahun setelah Koolhas, gurunya, menerima penghargaan yang sama pada 2000. Dua tahun berturut-turut, pada 2010 dan 2011, Zaha juga menerima penghargaan Stirling Prize dari Royal Institute of British Architects Stirling Prize.

Zaha Hadid bersama maket The House Bar. (Theguardian.com)

Tahun berikutnya, 2012, Zaha menerima gelar Dame Commander of the Order of the British Empire dari Ratu Elizabeth II. Kemudian, setahun sebelum dia meninggal, Zaha menerima penghargaan Royal Gold Medal dari Royal Institute of British Architects. Sayangnya, pada 31 Maret 2016, Zaha wafat karena serangan jantung di Rumah Sakit Miami, Amerika Serikat, tempat ia dirawat karena penyakit bronkitis.

Pada 2008, majalah Forbes menobatkan Zaha pada peringkat ke-69 dalam daftar “The World’s 100 Most Powerful Women”.
Zaha Hadid dinobatkan sebagai Google Doodle untuk mengenang karya-karya Ratu Kurva ini.

Berikut, adalah arsitektur karya Zaha Hadid lainnya:

Evelyn Grace Academy, London, UK, 2010
MAXXI: Museum of XXI Century Arts, Rome, Italy, 2009
MAXXI: Museum of XXI Century Arts, Rome, Italy, 2009
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_14
Issam Fares Institute for Public Policy and International Affairs, Beirut, Lebanon, 2014
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_13
Issam Fares Institute for Public Policy and International Affairs, Beirut, Lebanon, 2014
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_10
London 2012 Olympic Aquatics Centre, London, UK, 2011
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_9
Pierresvives, Montpellier, France, 2012
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_2
Glasgow Riverside Museum of Transport, Glasgow, UK, 2011
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_3
Glasgow Riverside Museum of Transport, Glasgow, UK, 2011
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_12
Heydar Aliyev Center, Baku, Azerbaijan, 2012
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_7
d’Leedon Singapore, 2014
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_8
d’Leedon Singapore, 2014
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_6
CMA CGM Headquarters, Marseille, France, 2010
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_5
Roca London Gallery, London, UK, 2011
zaha-hadid-key-architecture-projects-photography-hufton-crow_dezeen_936_4
Roca London Gallery, London, UK, 2011