BAGIKAN
(Unsplash)

Tanpa disadari, aspal dari jalan kendaraan bisa menjadi sumber pencemar udara yang signifikan terutama pada saat terik matahari. Menurut sebuah studi terbaru, tingkat pencemarannya bahkan bisa melebihi dari yang dicemarkan oleh kendaraan sendiri.

Aspal dari jalan raya – atau dari tempat lainnya, dapat menghasilkan campuran senyawa organik kompleks. Salah satunya, polutan berbahaya yang muncul pada suatu kisaran suhu dan kondisi matahari tertentu, berupa aerosol organik sekunder (secondary organic aerosol/SOA).

Para peneliti dari Yale University telah menerbitkan hasil studinya di jurnal Science Advances.


Berbagai upaya dalam menekan tingkat pencemaran emisi udara selama ini lebih difokuskan pada kendaraan bermotor dan kegiatan yang terkait dengan pembakaran lainnya. Tetapi, studi terbaru ini menunjukkan bahwa meskipun upaya tersebut berhasil, banyak sumber yang tidak terkait dengan pembakaran telah menjadi kontributor utama dari pencemaran berbagai senyawa organik.

SOA dipancarkan oleh aspal pada kondisi panas dan penyumbang utama dari polutan udara berdiameter lebih kecil dari 2,5 mikrometer – PM2,5. Jika terhirup, memiliki efek signifikan pada kesehatan masyarakat. Karena selama ini luput dari pemantauan, para peneliti memperingatkan untuk turut memperhitungkannya di masa depan dalam pengukuran kualitas udara yang dihirup, terutama di perkotaan.

“Temuan utama adalah bahwa produk yang berhubungan dengan aspal mengeluarkan campuran senyawa organik yang substansial dan beragam ke udara, dengan ketergantungan yang kuat pada suhu dan kondisi lingkungan lainnya,” kata Peeyush Khare, penulis utama studi dari Yale University.


Dalam pengujiannya, para peneliti mengumpulkan aspal segar dan memanaskannya pada suhu yang berbeda-beda. Mereka menemukan bahwa kandungan SOA semakin bertambah seiring bertambahnya kenaikan suhu. Diperkirakan sekitar 70 persen untuk setiap kenaikan 20 °C – pada pengukuran 60 hingga 140 °C.

Mereka juga memeriksa apa yang terjadi ketika aspal terkena radiasi matahari sedang dan menemukan suatu lonjakan  yang signifikan. Radiasi matahari terbukti menyebabkan peningkatan emisi aspal jalan raya hingga 300 persen.

“Itu penting dari perspektif kualitas udara, terutama dalam kondisi musim panas yang terik,” kata Khare.

“Temuan utama adalah bahwa produk yang berhubungan dengan aspal memancarkan campuran senyawa organik yang substansial dan beragam ke udara, dengan ketergantungan yang kuat pada suhu dan kondisi lingkungan lainnya,” katanya.

“Untuk menjelaskan pengamatan ini, kami menghitung tingkat emisi stabil yang diperkirakan dan menunjukkan bahwa tingkat emisi lanjutan ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan senyawa untuk berdifusi melalui campuran aspal yang sangat kental,” kata Drew Gentner dari Yale University.

Gentner mencatat, bahwa efek emisi aspal pada pembentukan ozon sangat minim dibandingkan dengan kendaraan bermotor dan bahan kimia yang mudah menguap — sumber utama lain dari emisi organik reaktif yang menghasilkan SOA dalam jumlah besar di daerah perkotaan.

“Ini adalah sumber emisi non-pembakaran penting lainnya yang berkontribusi pada produksi SOA, di antara berbagai jenis sumber yang secara aktif bekerja untuk dibatasi oleh para ilmuwan di lapangan dengan lebih baik,” katanya.