BAGIKAN

Hingga kini, ada lebih dari 4000 eksoplanet yang telah ditemukan dan terkonfirmasi. Selain itu, masih ada lagi ribuan kandidat eksoplanet lainnya yang telah terdeteksi dan membutuhkan observasi lebih jauh untuk memastikan apakah objek-objek tersebut termasuk ke dalam kategori eksoplanet.

Eksoplanet pertama baru ditemukan sekitar dua dekade yang lalu. Dan sejak itu, jumlah eksplanet terus berlipat ganda dalam setiap 27 bulan.

Para astronom hingga kini terus bekerja keras untuk mengkategorikan semua eksoplanet yang telah ditemukan. Dan kini, dua orang peneliti melakukan penelitian untuk mencari eksoplanet yang dari posisinya dapat melihat planet kita dengan baik. Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan dalam Monthly Notices of Royal Astronomical Society Letters.





Dan hasilnya, ditemukan sekitar 1.004 (dan terus bertambah) sistem bintang yang mirip dengan matahari, dengan planet-planet yang mirip Bumi mengorbit di sekitar bintang-bintang tersebut. Kemungkinan dari planet-planet tersebut bisa mendeteksi jejak kehidupan di planet kita. Dengan kata lain, apabila memang di sana ada kehidupan, mereka bisa melihat kita.

Bintang-bintang ini berada di dalam jarak 326 tahun cahaya (100 persecs) dari Bumi, dan penelitian ini lebih difokuskan pada eksoplanet yang paling dekat dengan Bumi terlebih dahulu.

Para ilmuwan melakukan perhitungan berdasarkan data katalog bintang-bintang dari Transiting Eksoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA dan data pemetaan bintang Gaia dan seiring dengan berjalannya waktu, sistem perbintangan yang dapat diamati dari Bumi akan terus berubah.

“Jika memang ada kehidupan di luar sistem tata surya kita yang mencari bentuk kehidupan lainnya, mereka akan mampu melihat tanda-tanda keberadaan biosfer di atmosfer planet kita,” kata astronom Lisa Kaltenegger dari Cornell University. “Dan kita juga dapat melihat mereka di antara bintang-bintang yang bersinar paling terang di langit tanpa bantuan teleskop ataupun binokuler.”

Untuk menemukan lokasi Bumi, para astronom dari eksoplanet ini harus menggunakan teknik yang sama seperti yang kita gunakan dalam mengklasifikasikan sebuah objek yang berjarak jauh darinya: melakukan pengamatan ketika Bumi bergerak melewati matahari untuk mengetahui komposisi atmosfer planet kita, yang dikenal dengan metode transit.





Bentuk ekliptika atau jalur orbit Bumi mengelilingi matahari juga sangat penting dalam mengkategorikan eksoplanet yang dapat melihat planet kita. Dari informasi tersebut, para astronom dapat mengetahui lokasi eksoplanet yang dapat melihat planet kita dengan baik.

Dan 1.004 sistem bintang yang teridentifikasi memiliki potensi sebagai zona layak huni, 508 diantaranya memiliki planet-planet dengan minimum 10 jam jendela observasi terhadap planet kita pada setiap orbitnya. Kebanyakan dari bintang-bintang tersebut, sekitar 77 persen, merupakan bintang tipe M atau bintang katai merah, yang diklasifikasikan sebagai bintang dengan ukuran terkecil dengan temperatur paling rendah.

“Hanya ada sedikit sekali eksoplanet yang secara random sejajar dengan arah pandangan kita sehingga kita dapat terdeteksi ketika terjadi transit,” kata fisikawan Joshua Pepper dari Lehigh University.

Teleskop angkasa TESS sejauh ini secara fenomenal telah terbukti memberikan banyak informasi berguna sejak pertama kali beroperasi pada tahun 2018. TESS terus bekerja mengidentifikasi planet-planet layak huni di sekitar sistem tata surya kita dan juga berusaha memecahkan misteri tentang tepi batas sistem tata surya kita.

Jika nanti teleskop angkasa James Webb telah mengangkasa dan mulai menjalankan tugasnya untuk mempelajari angkasa dalam spektrum infra merah, diharapkan akan ada banyak lagi informasi yang kita dapatkan tentang komposisi eksoplanet di luar sana dan bagaimana kisahnya pada masa awal pembentukan semesta.