BAGIKAN
Credit: Dr Aiming Zhou and Dr Jian Chen

Untuk pertama kalinya semut diamati kecerdasannya dalam menyesuaikan peggunaan alat bantu. Ketika air gula ditempatkan dalam sebuah wadah kecil, semut akan mengambang di permukaan air dan langsung menikmatinya. Tapi, ketika tegangan permukaan air gula diturunkan, mereka menambahkan butiran-butiran pasir ke dalam wadah. Akibatnya, air gula menjadi tumpah tertarik keluar dari wadah tersebut.

Para peneliti mengamati bagaimana semut api hitam impor (Solenopsis richteri) menyiasati keadaan yang dapat membahayakannya, saat berupaya memperoleh makanan. Ketika air gula diturunkan tegangan permukaannya dengan menambahkan surfaktan, maka semut tidak akan dapat lagi mengambang di permukaan air gula.

“Kami tahu beberapa spesies semut dapat menggunakan alat, terutama dalam mengumpulkan makanan cair; namun, kami terkejut dengan penggunaan alat yang luar biasa yang diperlihatkan oleh semut api hitam impor. Temuan kami menunjukkan bahwa semut dan serangga sosial lainnya mungkin memiliki kemampuan kognitif yang cukup tinggi untuk strategi mencari makan yang unik.” para peneliti mengatakan

Hasil dari penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal British Ecological Society Functional Ecology.

Dengan konsentrasi surfaktan lebih dari 0,05%, maka resiko semut untuk tenggelam menjadi cukup besar. Untuk mengatasinya, semut diamati membangun struktur pasir untuk menyedot air gula keluar dari wadah. Anehnya, pembuatan struktur seperti ini tidak pernah ditemukan saat wadahnya berisi air gula murni – tegangan permukaannya tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semut dapat menyesuaikan penggunaan alat bantunya.

Kami menemukan bagaimana semut menggunakan pasir untuk membangun suatu struktur yang secara efektif dapat menarik air gula keluar dari wadah untuk selanjutnya dikumpulkan,” kata  penulis utama Aiming Zhou, seorang profesor dari Universitas Pertanian Huazhong, Wuhan, Cina.

Penggunaan dan pembuatan alat telah dianggap sebagai indikasi dari tingkat kompleksitas kognitif yang tinggi dan umumnya didominasi oleh hewan-hewan berotak besar.

Karena ukurannya yang kecil, semut cenderung terjerat dan tenggelam dalam cairan saat mencari makanan. Sejauh ini, hanya sedikit yang diketahui tentang bagaimana semut mengelola dan meminimalkan risiko saat mencari makanan, terutama risiko tenggelam yang terkait dengan makanan cair. Misalnya nektar dan melon dianggap sebagai makanan cair yang penting karena merupakan sebuah sumber dari karbohidrat.

Semut api hitam dapat mengambang di permukaan larutan air gula murni, kemungkinan karena kandungan hidrofobik yang terdapat di kutikula mereka dan tegangan permukaan larutan yang tinggi.

Dalam penelitiannya, air gula ditempatkan pada beberapa wadah berdiameter 2,5 cm kemudian ditambahkan surfaktan dengan jumlah yang berbeda-beda. Dengan demikian, para peneliti dapat menghitung risiko tenggelam, dengan mengukur proporsi semut yang tenggelam dalam wadah tersebut. Hasilnya, proporsi semut yang tenggelam meningkat secara signifikan seiring dengan peningkatan konsentrasi surfaktan

“Konsentrasi surfaktan, ukuran butiran pasir dan interaksinya menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah butiran pasir yang diendapkan” tulis para peneliti.

Selanjutnya para peneliti menyediakan pasir dengan berbagai ukuran butirannya yang berbeda-beda, untuk menguji preferensi mereka dalam membuat suatu struktur pasir saat menghadapi risiko tenggelam yang berbeda. 

“Temuan kami menunjukkan bahwa serangga sosial mungkin dapat menciptakan pendekatan baru untuk mencari makan dengan menggunakan alat yang tersedia di tempat untuk mengatasi kendala lingkungan. Hasil ini juga menunjukkan bahwa kapasitas yang cukup besar terkait kognisi yang tinggi dan strategi mencari makanan yang unik dapat dikembangkan pada serangga sosial seperti semut, yang sebelumnya hanya dikarakterisasi pada vertebrata ketika menghadapi risiko dan masalah” para peneliti menyimpulkan.

Eksperimen kami dilakukan di laboratorium dan hanya terbatas pada semut api hitam yang diimpor.” kata Zhou. Ia memperingatkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan di bidang penelitian ini, dan menentukan seberapa luas perilaku ini pada spesies semut lainnya.