BAGIKAN
(Stephanie Haru / Unsplash)

Sejak awal terjadinya pandemi virus corona, para ilmuwan dan berbagai badan kesehatan terus melakukan pengamatan terhadap potensi penularan virus corona pada anak-anak. Dan mereka menemukan bahwa anak-anak tidak memiliki resiko untuk terkena atau menularkan virus yang sama besar dengan orang dewasa.

Bagaimana mekanisme yang menyebabkan anak-anak tidak rentan terinfeksi virus corona baru, masih menjadi misteri dan juga spekulatif. Bukti terbaru dari Korea Selatan menunjukkan bahwa umur dari anak juga menjadi faktor penting untuk dijadikan bahan pertimbangan. Sebuah penelitian besar mengindikasikan bahwa anak-anak dengan usia yang lebih tua mampu menyebarkan virus corona setara dengan orang dewasa, tidak seperti anak-anak yang berusia lebih muda.

Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh dokter Yong Joon Park dan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Korea Selatan meneliti laporan pelacakan kontak (contact tracing) di Korea Selatan sejak kasus pertama COVID-19 muncul di negara tersebut pada tanggal 20 Januari hingga 27 Maret.



Selama kurun waktu tersebut, 5.705 pasien teridentifikasi, dan ditemukan kasus pertama terkonfirmasi dimana orang pertama teridentifikasi dalam sebuah cluster yang berada dalam penyelidikan.

Dalam usaha melacak kontak dari kluster tersebut, dilakukan pengujian pada 59.073 orang yang pernah melakukan kontak dengan orang-orang yang telah terkonfirmasi positif COVID-19. Dan hasilnya, seperti yang diperkirakan sebelumnya, orang-orang yang tinggal dalam satu rumah dengan orang yang terinfeksi yang paling berpotensi tertular virus.

Diantara 10.592 orang yang melakukan kontak dengan penghuni rumah tersebut diuji virus corona, dan hasilnya 11,8 persen dari mereka tertular virus corona, dan hanya 1,9 persen dari kontak dengan bukan orang serumah (sekitar 48.148 individu) yang tertular virus.

Para peneliti memperkirakan perbedaan persentase kontak orang serumah dan tidak serumah yang terkonfirmasi positif mungkin disebabkan oleh langkah social distancing yang telah dijalankan oleh sebagian orang. Berbeda dengan anggota keluarga yang tinggal satu rumah, penyebaran sangat mungkin terjadi diantara mereka.

Hasil penelitian yang dilaporkan di Emerging Infectious Diseases ini, juga menemukan sesuatu yang tidak diduga sebelumnya. Ketika indeks pasien dikategorikan menurut usia (0-9, 10-19, 20-29, 30-39, 40-49, 50-59, 60-69, 70-79, dan >80 tahun), keluarga yang didalamnya terdapat anak dengan usia yang lebih tua (indeks pasien usia 10-19 tahun) memiliki tingkat paling tinggi penyebaran infeksi pada anggota keluarga lainnya, dengan 18,6 persen dari kontak antar keluarga satu rumah terinfeksi virus corona.

Berbeda dengan anak-anak yang berusia lebih muda (indeks pasien 0-9 tahun), terlihat dari hasil penelitian ini bahwa pada mereka terjadi sedikit sekali penularan virus, hanya 5,3 persen dari anggota keluarga lainnya yang tinggal serumah mengalami infeksi, lebih kecil dari setengah persentase rata-rata semua golongan usia, yaitu 11,8 persen.



Para peneliti menyadari bahwa banyak kekurangan dari penelitian mereka, termasuk data pasien asimptomatik yang terlewat, dan kurang data tentang perbedaan hasil tes antara keluarga satu rumah dan para pasien. Juga, penelitian ini belum dapat menjelaskan pada kita bagaimana kontak bisa terinfeksi, karena bisa saja anggota keluarga yang terinfeksi terpapar virus dari luar rumah mereka.

Data ini menunjukkan bahwa anak-anak usia 0 hingga 18 tahun memiliki mekanisme tubuh dan perilaku yang berbeda dengan orang dewasa.

“Saya mengkhawatirkan adanya anggapan yang berkembang bahwa anak-anak tidak akan terinfeksi atau tidak memiliki risiko terinfeksi yang sama besar seperti orang dewasa, sehingga mereka dianggap seperti sebuah populasi tersendiri,” kata peneliti penyakit infeksi Michael Osterholm dari university of Minnesota yang tidak terlibat dalam penelitian ini pada The New York times.

Dan kebijakan mitigasi kesehatan dan penyebaran virus seharusnya juga mencakup semua golongan usia masyarakat termasuk juga golongan anak- anak. Karena walaupun berdasarkan hasil penelitian anak-anak cenderung tidak mudah terinfeksi, tetapi penularan dan penyebaran pada anak-anak mungkin terjadi.