Mungkin saja telah ada kehidupan di Bulan saat ini: ribuan makhluk yang secara virtual sanggup bertahan hidup dalam kondisi ekstrim sekalipun, dapat menahan radiasi ekstrim, suhu panas dan temperatur paling dingin di semesta, bahkan dapat hidup selama puluhan tahun tanpa makanan.
Makhluk tersebut bukanlah makhluk dari luar Bumi, tetapi makhluk miroskopik dari Bumi yang dikenal dengan nama tardigrada. Menurut sebuah organisasi yang berpusat di AS, yang bertanggungjawab atas misi ini, makhluk tersebut berhasil sampai ke permukaan Bulan menyusul keberhasilan wahana angkasa Beresheet milik Israel melakukan pendaratannya di atas permukaan bulan.
Berdasarkan hasil analisis dari lintasan pesawat dan komposisi dari wadah yang digunakan untuk menyimpan makhluk tersebut, “Kami meyakini bahwa peluang tardigrada untuk bisa bertahan hidup sangat tinggi,” Nova Spivack, co-founder and chairman of the Arc Mission foundation, mengatakan pada AFP.
Misi non-profit ini didedikasikan dalam rangka penyebaran tanda-tanda peradaban dan pengetahuan manusia di berbagai lokasi di tata surya sebagai ‘backup’ seandainya nanti terjadi peristiwa besar yang mengakhiri kehidupan di bumi. Mirip dengan pembuatan sebuah “eksiklopedia galaktika” yang pertama kali muncul dalam cerita pendek Isaac Asimov “Foundation” (1942), yang kemudian diterbitkan lagi dengan judul “The Encyclopedist”.
“Tandigrada dinilai sangat ideal karena makhluk tersebut berukuran mikroskopik, multiselular, dan salah satu bentuk kehidupan paling kuat yang pernah ada di planet Bumi,” kata Spivack.
Dia menambahkan bahwa makhluk-makhluk kecil tersebut dikeringkan kemudian disimpan pada sebuah wadah yang terbuat dari epoxy atau ambar buatan, dan akan bisa dihidupkan kembali suatu saat nanti di masa depan.
Tandigrada ditempatkan di dalam sebuah “Lunar Library” – mirip dengan sebuah DVD dengan menggunakan nanoteknologi – yang berisikan 30 juta halaman arsip sejarah umat manusia yang bisa diamati di bawah mikroskop, di dalamnya termasuk juga DNA manusia.
Spivack sangat yakin bahwa apa yang dibawa oleh robot pendarat baresheet akan bertahan hidup setelah pendaratan — dan ini bukanlah kode genetik pertama atau sebuah bentuk kehidupan yang pernah ‘tersimpan’ di permukaan benda langit tersebut. DNA dan mikroba yang tersimpan di dalam hampir 100 kantong feces dan urin yang ditinggalkan oleh astronot-astronot AS dalam misi pendaratan Apollo di bulan tahun 1969-1972 telah ada terlebih dahulu di Bulan.
Tardigrada yang diberi julukan “beruang air” bisa hidup di dalam air atau di daratan, dan mampu bertahan hidup pada temperatur hingga 150 oC (302 derajat Fahrenheit) dan pada temperatur sangat rendah hingga minus 272 oC (-458 Fahrenheit), walaupun hanya dalam beberapa saat saja.
Makhluk yang berbentuk mirip larva dengan delapan buah kaki ini mampu hidup kembali setelah dikeringkan selama beberapa dekade, mampu bertahan dalam kondisi tekanan hampir nol di luar angkasa dan di kedalaman laut palung Marina.
Jika mereka tidak terbakar dalam sebuah ledakan, secara teori mereka mampu bertahan hidup dalam kondisi tekanan udara yang sangat kecil pada permukaan bulan, dan juga dalam temperatur ekstrim luar angkasa, William Miller, pakar tardigrada dari Baker University mengatakan pada AFP.
“Tetapi untuk menjadi aktif, untuk tumbuh dan bereproduksi mereka memerlukan air, udara dan makanan,” jadi kemungkinan bagi mereka untuk berkembang biak dan membentuk koloni sangat kecil, dia menambahkan.
Cassie Conley, seorang astrobiologist dari NASA mengatakan bahwa jangka waktu yang pasti bagi tardigrada untuk bertahan hidup bergantung pada kondisi dari lokasi pendaratan dan temperatur ketika mereka terpapar udara.
“Jika mereka mereka tidak terpapar suhu yang sangat panas, sangat mungkin bagi mereka untuk bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama (beberapa tahun),” dia mengatakan pada AFP.
“Saya lebih mengkhawatirkan jika makhluk tersebut akan terpengaruh oleh zat kimia beracun dari bahan pelapis yang terbuat dari epoxy”, yang tidak sama dengan kondisi di luar angkasa, dia menambahkan.
Walaupun makhluk ini bisa hidup hingga beberapa tahun, tidak akan ada misi angkasa berawak ke bulan hingga program Artemis dari NASA tahun 2024 ke kutub selatan bulan, dan jaraknya sangat jauh dari lokasi pendaratan Beresheet di bagian Sea of Serenity, jadi ada kemungkinan makhluk ini tidak akan bisa kembali ke bumi.
“Bisa saja nanti mereka berhasil dibawa kembali ke bumi, tapi perkiraan saya, walaupun mereka berhasil bertahan hidup, pada saat itu hidup mereka telah berakhir,” Rafael Alves Batista, seorang fisikawan di Sao Paulo university yang juga penulis kedua dalam jurnal ilmiah tentang kemampuan bertahan hidup ekstrim dari tardigrada pada tahun 2017, mengatakan pada AFP.