BAGIKAN
Penampakan objek 2003 TC302 hasil tangkapan teleskop angkasa Hubble 2005 (Michael Brown/ Caltech/ Hubble Space Telescope)

Jauh diluar batas sistem tata surya kita, melewati orbit planet Neptunus, pengamatan semakin sulit dilakukan. Dan ketika sebuah citra objek yang berada di kegelapan sabuk Kuiper – dimana planet Pluto berada- berhasil tertangkap, tentunya mengejutkan para astronom.

Ketika anda mengetahui lokasi sebuah objek di angkasa, anda harus menunggu objek tersebut berada tepat di depan bintangnya untuk bisa menikmatinya. Peristiwa tersebut dikenal dengan okultasi. Para astronom memanfaatkan peristiwa ini untuk mempelajari objek trans Neptunus (objek yang jaraknya lebih jauh dari planet Neptunus).

Tetapi ketika para astronom memanfaatkan peristiwa okultasi pada tahun 2018 untuk meneliti sebuah objek yang telah mereka amati selama hampir dua dekade lamanya, mereka menemukan sesuatu yang tidak terduga. Sebuah bulan, terlihat bergerak mengorbit objek lainnya. Dan laporan ilmiah yang menjabarkan hasil penemuan ini telah diterima untuk kemudian akan dipublikasikan dalam Astronomy & Astrophysics.

Objek bulan ini kemungkinan mengorbit sebuah planet katai (84522) 2002 TC302. Planet ini pertama kali ditemukan pada tahun 2002, setelah pada pengamatan sebelumnya objek ini juga berhasil teridentifikasi.

Antara tahun 2002 hingga 2018, para astronom berhasil melakukan setidaknya 126 kali pengamatan pada objek ini dengan menggunakan berbagai panjang gelombang (termasuk juga teleskop angkasa Hubble). Dari data observasi tersebut, para astronom mengkalkulasikan ukuran, warna dan orbit dari planet katai tersebut.

Mereka menemukan bahwa planet tersebut memiliki diameter 584 kilometer (363 mil), dan periode orbit selama 417 tahun- perbandingan 2:5 dengan resonansi orbit planet Neptunus.

Tentunya penemuan ini sangat menarik. Objek 2002 TC302 memenuhi persyaratan sebuah planet katai, dan mengorbit mengelilingi matahari (bukan mengorbit sebuah planet lainnya). Dan masih belum jelas jalur orbit di sekitar objek tersebut, pastinya harus memiliki massa yang cukup untuk bisa menghasilkan keseimbangan hidrostatis, atau jalur orbit yang berbentuk lingkaran.

Tetapi para astronom masih belum begitu yakin. Prediksi jalur orbit objek berhasil diketahui berdasarkan hasil pengamatan pada peristiwa okultasi 28 Januari 2018. Pada saat itu, seluruh Observatorium di Eropa mengamati sekeliling objek 2020 TC302 untuk menetapkan karakteristik fisik dari objek, seperti bentuk dan ukurannya.

Teleskop di Italia, Perancis, Slovenia dan Swiss berhasil mendapatkan 12 deteksi positif pada peristiwa okultasi dan juga 4 deteksi negatif. Dan ini merupakan hasil pengamatan objek trans neptunus paling baik yang pernah didapatkan, kata para peneliti.

Dari semua data yang didapatkan, para peneliti berhasil menentukan ukuran diameter objek secara lebih akurat: 400 kilometer (311 mil).

Dan mengapa terdapat perbedaan hingga 84 kilometer dari pengamatan sebelumnya? Dan jawaban dari pertanyaan tersebut cukup menarik disimak. Jika objek 2002 TC302 memiliki bulan dengan ukuran diameter 200 kilometer (124 mil), dan berjarak hanya 2.000 kilometer (1.243 mil) dari kemungkinan planet katai, akan memberikan sinyal yang diinterpretasikan oleh peneliti sebelumnya dengan luas sebuah objek yang sedikit lebih besar dari 2002 TC302.

Dan dalam konteks bulan, satelit bumi, berjarak 384.400 kilometers (238.900 mil0 dari bumi (jarak rata-rata). Dan dengan jaraknya yang sangat dekat, satelit 2002 TC302 pastinya akan sangat sulit untuk bisa diamati- bahkan oleh teleskop angkasa Hubble sekalipun yang pada tahun 2005 menangkap citra objek tersebut, tidak bisa membedakannya.

Jika kemungkinan planet katai ini benar-benar memiliki satelit, fakta ini bisa membantu para ilmuwan untuk mempelajari masa awal terbentuknya sistem tata surya. Sabuk Kuiper hanya sedikit mengalami perubahan sejak sistem tata surya pertama kali terbentuk, bisa dibilang, objek ini adalah sebuah kapsul waktu.

Dua objek angkasa yang berjarak sangat dekat akan menjelaskan bagaimana dua objek yang berdekatan saling berinteraksi ketika sistem tata surya terbentuk. Seperti kita ketahui, planet-planet terbentuk melalui proses akresi, dimana material saling menyatu membentuk sebuah planet, penemuan ini tentunya bisa membantu para astronom untuk mengetahui bagaimana sebuah objek angkasa yang lebih kecil dari planet terbentuk.

Sebuah objek yang mirip dengan 2002 TC302 adalah Arrokoth, sebuah objek berbatu dengan bentuk mirip dengan manusia salju. Dan berhasil dicapai oleh wahana angkasa New Horizon pada tahun 2015. Dari data New Horizon, diketahui bahwa objek tersebut terbentuk melalui proses akresi yang lebih lambat dari yang diperkirakan.

Objek 2002 TC302 berukuran jauh lebih besar dari Arrokoth, bisa jadi berada dalam tahap akhir proses akresi. Dan akan sangat menarik untuk mengamati beberapa tahapan akresi yang sedang terjadi. 

Hasil penelitian ini telah diterima dan akan dipublikasikan dalam Astronomy and Astrophysics, dan dapat diakses di arXiv.