BAGIKAN
Alexander Schimmeck / Unsplash

Sebagian orang akan berupaya untuk menjaga berat badannya melalui diet dan olahraga. Sebagian lainnya, akan tetap langsing meskipun tanpa harus menjaga pola makan mereka. Temuan terbaru ini akan memungkinkan Anda untuk termasuk pada golongan orang kedua, makan banyak tanpa harus menjadi gemuk.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Cell, para peneliti menggunakan database genetik lebih dari 47.000 orang di Estonia untuk mengidentifikasi salah satu gen yang terkait dengan kelangsingan yang mungkin telah berperan dalam menjaga kenaikan berat badan pada orang kurus namun tetap sehat secara metabolik.

Mereka menunjukkan bahwa dengan menghilangkan gen ini pada lalat dan tikus akan membuatnya lebih kurus dan menemukan bahwa ekspresi gen ini di otak mungkin terlibat dalam mengatur pengeluaran energi.

“Kita semua sudah tahu orang-orang ini: sekitar satu persen dari populasi,” kata penulis senior Josef Penninger, direktur Institut Ilmu Hayati dan profesor departemen genetika medis di University of British Columbia. “Mereka bisa makan apa pun yang mereka inginkan dan tetap sehat secara metabolisme. Mereka makan banyak, tidak melakukan squad sepanjang waktu, tetapi benar-benar tidak menambah berat badannya.



“Semua orang mempelajari obesitas dan genetika obesitas,” katanya. “Kami berpikir, ‘Mari kita telusuri dan memulai bidang penelitian baru.’ Mari kita mempelajari kelangsingan.”

Tim Penninger menelaah data-data dari Biobank Estonia, yang mencakup 47.102 orang berusia 20 hingga 44 tahun. Tim membandingkan sampel DNA dan data klinis dari setiap orang berbadan kurus yang sehat, dengan setiap orang memiliki berat badan normal. Mereka menemukan berbagai varian genetik yang unik bagi orang kurus pada gen ALK-nya.

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa gen ALK umumnya bermutasi di berbagai jenis kanker, dan ia mendapatkan reputasinya sebagai onkogen, yaitu gen yang memicu pertumbuhan tumor. Peran ALK di luar kanker masih belum jelas. Tetapi temuan baru ini menunjukkan bahwa gen tersebut dapat berperan sebagai gen kelangsingan baru yang terlibat dalam resistensi terhadap penambahan berat badan.

Para peneliti juga menemukan bahwa lalat dan tikus tanpa gen ALK tetap kurus dan tidak mengalami obesitas akibat pola makan. Selain itu, meskipun memiliki pola makan dan tingkat aktivitas yang sama dengan tikus normal, tikus yang gen ALK-nya telah dihilangkan memiliki berat badan dan lemak tubuh yang lebih rendah. Studi yang dilakukan terhadap tikus, juga menyarankan bahwa ALK, yang sangat diekspresikan di otak, berperan dalam menginstruksikan jaringan lemak untuk membakar lebih banyak lemak dari makanan.

Para peneliti mengatakan bahwa terapi yang menargetkan gen dapat membantu para ilmuwan melawan obesitas di masa depan. “Jika Anda memikirkannya, realistis bahwa kita bisa mematikan ALK dan mengurangi fungsi ALK untuk melihat apakah kita tetap kurus,” kata Penninger. “Inhibitor dari ALK sudah digunakan dalam pengobatan kanker. Ini dapat ditargetkan. Kita mungkin bisa menghambat ALK, dan kita sebenarnya akan mencoba melakukan ini di masa depan.”



Penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk melihat apakah inhibitor ini efektif untuk tujuan ini. Tim juga berencana untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana neuron yang mengekspresikan ALK mengatur otak pada tingkat molekuler untuk menyeimbangkan metabolisme dan meningkatkan kelangsingan.

Biobank Estonia yang dipelajari tim sangat ideal karena rentang usia yang luas dan data fenotip yang kuat. Tetapi satu batasan untuk mereplikasi temuan ini adalah bahwa biobank yang mengumpulkan data biologis atau medis dan sampel jaringan tidak memiliki standar universal dalam pengumpulan data, yang membuat perbandingan menjadi sebuah tantangan.

Para peneliti mengatakan mereka perlu mengkonfirmasi temuan mereka dengan bank data lain melalui meta-analisis. “Anda belajar banyak dari biobank,” kata Penninger. “Tapi, seperti semuanya, itu bukan jawaban akhir bagi kehidupan, tetapi merupakan sebuah titik awal dan titik yang sangat baik untuk mengkonfirmasi, hubungan dan asosiasi yang sangat penting bagi kesehatan manusia.”