Terletak di Provinsi Hebei, Cina utara, Taman Hutan Nasional Saihanba membentang di 185.000 hektar hutan.
Saihanba pernah menjadi tempat peristirahatan kerajaan berkat cuaca musim sejuk dan daerah perburuannya. Namun, kawasan ini berubah menjadi padang pasir pada akhir Dinasti Qing karena kebakaran hutan, penggundulan hutan dan perang terus-menerus. Angin utara yang ganas dari Daerah Otonomi Mongolia Dalam semakin memperburuk situasi.
Ekspansi padang pasir juga menyebabkan Beijing bergulat dengan badai pasir berpuluh-puluh tahun, yang secara serius mengancam lingkungan ibukota.
Lebih dari 350 rimbawan pertama kali dikirim ke wilayah tersebut untuk melawan penggurunan sejak tahun 1960an. Tugas mereka adalah membangun kembali hutan di Saihanba, tapi ketika mereka melihat tingkat penggurunan di wilayah ini, tidak ada yang tahu apakah tujuannya bisa terlaksana.
Baru pada saat mereka menemukan sepotong pohon larch – sejenis cemara berdaun runcing – yang berusia 200 tahun, pohon itu bergoyang-goyang sendirian di terpa angin seolah memberikan ajakan, sebuah berharap. Merekapun melanjutkan misinya kembali dihidupkan.
Chen Zhiqing, wakil direktur Taman Nasional Saihanba, mengatakan bahwa pohon tunggal tersebut membuktikan bahwa ada kemungkinan untuk membangun kanopi hutan di sana.
Meskipun Saihanba adalah gurun pasir, para rimbawan harus membangun tempat penampungan dan menanam tanaman untuk mereka sendiri. Mereka juga harus menanggung musim dingin yang sangat menggigil di sana. Temperaturnya sering turun hingga minus 40 derajat celcius.
Pensiunan rimbawan wanita Zhao Huiqin mengatakan bahwa dia masih merasakan dingin. Bahkan saat dia duduk tepat di samping kompor.
Setelah 55 tahun upaya dilakukan oleh tiga generasi ahli, Saihanba telah menjadi taman hutan buatan manusia terbesar di dunia. Kanopi juga membawa sumber daya alam yang kaya, seperti penyerapan karbon.
Dalam setahun hutan mampu menyerap 747.000 ton karbon dioksida, yang dapat menghasilkan volume transaksi total lebih dari 30 juta yuan sesuai harga saat ini di pasar perdagangan emisi karbon Beijing.
Penghasilan tersebut akan sangat membantu menjaga hutan dan memperbaiki ekosistem China utara.