BAGIKAN
[Zhengan/Wikimedia]

Terletak di pegunungan Germuş di Anatolia tenggara, sekitar 15 km dari kota Sanliurfa, di Turki tenggara, terdapat sebuah jejak kota kuno yang terdiri dari pilar-pilar berbentuk T seberat 40 hingga 60 ton, berbagai lingkaran batu megalitikum, dan sejumlah ruangan besar persegi panjang. Dibangun dan disusun oleh orang-orang prasejarah yang sama sekali belum mengembangkan peralatan logam atau bahkan tembikar. Namun, rincian terkait dengan fungsi berbagai struktur tersebut tetap menjadi misteri, terutama penggalian arekeologis masih berlangsung hingga kini dan kemungkinan hipotesis yang akan berkembang seiring waktu.

Dibangun sekitar 12.000 tahun yang lalu (sekitar 10.000 SM) oleh masyarakat yang tidak dikenal, Göbekli tepe menunjukkan bagaimana evolusi sebuah peradaban manusia dimulai. Sebagian percaya bahwa masyarakat Göbekli Tepe adalah kelompok terorganisir dari ratusan pemburu yang menuntun seluruh kawanan rusa ke dalam sebuah perangkap. Sekitar 8.000 SM, situs itu ditimbun oleh tanah dan ditinggalkan secara misterius.


Kegiatan pertanian merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Meski ada temuan yang menyatakan bahwa percobaan penanaman sudah dilakukan sejak 23.000 tahun yang lalu, para ahli umumnya sepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sejak 12.000 tahun yang lalu dari daerah “bulan sabit yang subur” di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Gobekli Tepe berada di kawasan subur ini.
[Teomancimit/Wikimedia]
Keagungan situs tidak hanya terletak pada usia dan kompleksitasnya. Dalam penolakannya terhadap pandangan umum tentang asal-usul sebuah peradaban, mungkin akan ditemukan sejarah baru yang lebih misterius dan menarik daripada yang telah dipetakan sebelumnya.



Para arkeolog percaya bahwa kondisi sosial yang berlaku seiring dengan munculnya pertanian, misalnya pembagian kerja, masyarakat hierarkis, dan peningkatan urbanisasi, melahirkan agama-agama pertama, di mana kehadirannya sebagian untuk melegitimasi tatanan sosial dan menyediakan dengan fondasi metafisik yang cocok.
Hanya kemudian, dengan efek menetap dari kehidupan yang semakin stabil, peradaban paling awal mulai membangun kuil sederhana pertamanya dan ketika kekuatan mereka semakin bertambah besar, kompleks kuil besar pertama pun kemudian dibangun. Pengumpul-pemburu, sebaliknya, tidak memiliki kemampuan untuk membangun sesuatu yang jauh lebih rumit dari pada struktur sederhana.

(Nico Becker)

Dilakukan penggalian oleh tim arkeologi Jerman di bawah arahan Klaus Schmidt dari tahun 1996 sampai kematiannya pada tahun 2014. Schmidt percaya bahwa situs tersebut adalah tempat perlindungan di mana orang-orang dari wilayah yang luas secara berkala berkumpul, tapi bukanlah sebuah pemukiman. Bagaimanapun penggalian Göbekli Tepe oleh Institut Arkeologi Jerman selama dua dekade terakhir telah menemukan tingkat seni dan arsitektur monumental yang belum pernah terjadi dan sepadan sebelumnya.

Sebuah teori mengatakan bahwa situs ini tidak digunakan untuk keperluan domestik, tetapi untuk tujuan ritual dan pengorbanan. Diyakini pula oleh beberapa orang sebagai kompleks keagamaan tertua yang diketahui manusia modern. Karena alasan ini, situs tersebut sering mengundang perbandingan dengan Taman Eden, atau “asal muasal agama”, yang telah lama dikaitkan dengan Bulan Sabit Subur dan bangsa Sumeria kuno.

{National Geographic Society / Corbis]

Göbekli Tepe adalah situs pertama di mana tengkorak berukir telah ditemukan. Tengkorak Ukir Memberikan Bukti Pertama tentang Tengkorak Neolitik: Tiga fragmen tengkorak berukir yang ditemukan di situs penggalian Neolitik di Turki menampilkan modifikasi yang tidak terlihat sebelumnya di antara sisa-sisa manusia pada masa itu, kata para peneliti.

Gobekli Tepe pertama kali dilakukan penelitiannya oleh para antropolog dari Universitas Chicago dan Universitas Istanbul pada 1960-an – dihentikan pada tahun yang sama, tetapi signifikansi mereka tidak benar-benar terwujud sampai tahun 1994 saat Klaus Scmidt ke tempat itu setelah membaca deskripsi singkat penelitian mereka tentang Göbekli Tepe.

[Zhengan/Wikimedia]
Dari pemetaan awal yang telah dilakukan menggunakan radar penembus tanah dan survei geomagnetik ditemukan setidaknya 16 lingkaran batu lainnya yang masih terkubur di area seluas 22 hektar. Penggalian satu hektar mencakup kurang dari 5 persen dari keseluruhan situs. Menurut Schmidt, para arkeolog bisa melakukan penggalian selama 50 tahun lagi dan nyaris tidak akan menggores permukaannya. Ini yang menandakan bahwa Gobekli Tepe bukanlah bangunan tunggal namun merupakan kompleks yang terdiri dari beberapa peninggalan bersejarah.Diperkirakan minimal 500 orang mungkin telah berhasil bergerak dan memposisikan pilar-pilar besar. Namun, bagaimana orang-orang ini diorganisasi, dan oleh siapa?

Pada periode awal ditemukan sekitar 170 monolit (suatu bentukan buatan yang tersusun dari batuan tunggal yang masif) berbentuk T mulai ukuran dari 2 hingga 60 meter tingginya. Monolit-monolit itu dibentuk dari tambang batu kapur dari area sekitar dan diangkut tanpa bantuan peralatan menuju batu pancang di mana akan didirikan. Relief juga kemungkinan dibuat pada waktu itu. 



© DAI, Göbekli Tepe Project

Menurut salah satu interpretasi, monolit berbentuk T adalah representasi abstrak dari bentuk manusia, dengan lengan, tangan, kaki, sabuk, dan perlengkapan manusia lainnya diukir sebagai relief tipis. Mungkin ini telah mewakili individu, penggayaan manusia, atau sosok dewa yang baru dikenal. Terutama karena penggambaran ekstremitas manusia yang muncul pada beberapa pilar. Apa yang juga muncul pada patung-patung batu mistis ini, adalah ukiran hewan serta simbol abstrak, kadang-kadang menggambarkan berbagai macam adegan.

Banyak monolit dihiasi dengan relief rumit hewan totem, seperti macan tutul, burung nasar, elang, babi hutan, kalajengking, laba-laba, dan ular. Keragaman kehidupan hewan yang digambarkan pada monolit menunjukkan keantikan mereka, karena kawasan ini diyakini pernah jauh lebih subur selama era Neolitikum. 

Sebaliknya, wilayah saat ini di sekitar Göbekli Tepe dapat dianggap sebagai lanskap budaya yang sangat dipengaruhi oleh pertanian dan peternakan. Pilar-pilar lainnya menampilkan piktogram yang mungkin simbol sakral. Semua menciptakan ikonografi yang kaya dan menarik yang kondusif untuk menstimulasi penafsiran.

[National Geographic Video]
Göbekli Tepe hanyalah salah satu dari sekian banyak situs warisan dunia UNESCO, yang mencakup ekspresi jiwa manusia dalam sebuah karya arsitektur.