BAGIKAN
Image by Gerd Altmann from Pixabay

Sebagian besar ilmuwan telah menyimpulkan bahwa alam semesta tiga dimensi ruang ditambah dengan satu waktu (3 + 1) adalah satu-satunya yang dapat mendukung kehidupan. Tetapi para filsuf dan fisikawan telah menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk mencari tahu apakah kehidupan bisa mewujud dalam bentuk apa pun selain tiga dimensi yang kita tahu. Mengapa bukan kombinasi lain, seperti empat dimensi ruang atau dua dimensi waktu misalnya.

Tetapi bagaimana dengan alam semesta yang lebih sederhana, seperti yang memiliki dimensi 2 + 1 ?

Para fisikawan berasumsi bahwa dua dimensi spasial tidak dapat memungkinkan sejenis kompleksitas untuk mendukung terbentuknya kehidupan. Mereka juga berpikir bahwa gravitasi tidak akan bekerja dalam dua dimensi, sehingga berbagai objek yang sejenis dengan tata surya tidak akan bisa terbentuk.

James Scargill, seorang ahli fisika di University of California, Davis, telah menulis sebuah makalah yang melaporkan bahwa hukum fisika memungkinkan adanya alam semesta dua dimensi yang dapat mendukung kehidupan. Technology Review telah mengulas makalah ini dan menemukan bahwa karya tersebut menunjukkan bahwa alam semesta 2 + 1 bisa saja ada.

Dalam makalahnya, Scargill menunjukkan bahwa medan gravitasi yang jauh lebih sederhana, skalar murni, akan dimungkinkan dalam dua dimensi, dan ini akan memungkinkan orbit yang stabil dan kosmologi yang masuk akal.

Tetapi hasil yang lebih mengesankan adalah untuk menunjukkan bagaimana kompleksitas dapat muncul dalam 2 +1 dimensi. Scargill menggunakan pendekatan masalah ini dari sudut pandang jaringan saraf. Dia menunjukkan bahwa kompleksitas jaringan saraf biologis dapat dicirikan oleh berbagai sifat khusus yang harus dapat direproduksi oleh sistem 2D.

Scargill menggunakan rumus fisika untuk menunjukkan bahwa skalar medan gravitasi bisa eksis dalam dua dimensi — dan selanjutnya menunjukkan bahwa kompleksitas yang diperlukan untuk kehidupan juga bisa ada di alam semesta 2D — dan ia melakukannya menggunakan jaringan saraf sebagai dasar untuk perbandingan.

Pada awalnya, ini tampaknya tidak mungkin karena dalam gambar 2D, setiap simpul terhubung melalui sisi yang saling bersilangan. Namun demikian, Scargill menunjukkan bahwa jaringan 2D memang dapat dibangun secara modular dan bahwa bangunan gambar ini memiliki sifat-sifat dari dunia kecil tertentu.

Dia juga menunjukkan bahwa jaringan-jaringan ini dapat beroperasi pada titik transisi antara dua jenis perilaku dan karenanya menunjukkan kekritisan. “Mereka kira-kira ‘dunia kecil’, memiliki konstruksi hierarkis dan modular, dan menunjukkan bukti [perilaku kritis] untuk proses stokastik (kebolehjadian) tertentu,” katanya.

Dan dengan apa yang telah dilakukan, ia menunjukkan bahwa mungkin ada alam semesta yang mendukung kehidupan 2D + 1. Setidaknya menurut fisika.

Penelitian ini telah diterbitkan di arxiv.org