BAGIKAN
(Credit: Kelly Sikkema by Unsplash)

Selama pandemi COVID-19 ini, kita terus menerus diingatkan untuk selalu melakukan perilaku hidup bersih dengan sering mencuci tangan dan membersihkan tempat tinggal dan tempat kerja kita secara teratur.

Perilaku hidup bersih ini bertujuan untuk membasmi virus corona yang menjadi penyebab COVID-19 dan juga meminimalisir resiko terjadinya infeksi.

Tetapi ada beberapa pendapat yang berkembang tentang penggunaan hand sanitiser dan melakukan higienitas diri terlalu sering. Disebutkan bahwa kebiasaan ini dapat melemahkan sistem imun kita. Dikatakan pula bahwa apabila kita mengurangi paparan kuman di tubuh kita, sistem imun kita menjadi tidak terlatih untuk melawan kuman.

Dan berita baiknya, tidak ada bukti ilmiah yang dapat membenarkan pendapat ini.

Hipotesis hygiene

Agar sistem imun dapat berperan dengan baik, sangat penting bagi kita untuk selalu terpapar beragam jenis kuman di sekitar yang dikenal dengan mikroba. Sebagian besar mikroba yang ada di sekitar kita tidak menyebabkan kita sakit.

Keyakinan bahwa pemakaian produk-produk higiene dan pembersih kuman akan melemahkan sistem imun kita adalah sebuah penafsiran yang berkembang di tengah masyarakat yang disebut juga dengan “hipotesis higiene”.

Hipotesis higiene adalah sebuah teori yang mengatakan bahwa lingkungan di sekitar anak-anak yang “terlalu bersih” menyebabkan mereka kurang terpapar mikroba yang secara efektif menstimulasi terbentuknya sistem imun.

Hipotesis ini juga menyatakan, kondisi tersebut menyebabkan anak-anak mudah terkena alergi, penyakit asma dan kelainan autoimun tertentu. Tetapi para ilmuwan belum lama ini membantah hipotesis ini. Para ilmuwan menunjukkan bahwa ada banyak alasan lain yang menyebabkan terbentuknya kondisi tersebut.

Dan yang juga penting, menjadi terlalu kotor juga tidak akan membantu terbentuknya sistem imun. Malah akan menyebabkan peradangan semakin parah.

Apakah sistem imun itu?

Sistem imun bekerja untuk melindungi tubuh kita dalam melawan berbagai hal yang mengancam tubuh kita -dari zat kimia berbahaya, bakteri, virus hingga sel kanker.

Sistem imun memiliki dua mekanisme pertahanan. Pertama adalah sistem imun bawaan yang akan merespon dengan cepat pada patogen yang masuk untuk melawan infeksi dan mencegah kerusakan jaringan.

Mekanisme kedua adalah sistem imun adaptif, terbentuk dari sel-sel imun yang mengembangkan kemampuan untuk menargetkan patogen tertentu atau memberikan respon yang spesifik untuk melawan patogen yang lebih kuat, seperti virus. Sel-sel imun adaptif bekerja dengan mengenali bagian-bagian kecil dari virus pada bagian luar dari sel yang terinfeksi (contohnya sel paru), untuk kemudian membunuhnya.

Sel-sel imun ini berkembang menjadi yang kita kenal dengan “sel memori”. Jika di lain waktu mereka bertemu dengan virus yang sama, mereka langsung dapat mengeliminasi virus tersebut.

Pembentukan sistem imun dimulai semenjak manusia lahir, dan akan menurun pada usia tua.

Apa yang dapat memperlemah sistem imun?

Beberapa aspek dari gaya hidup modern dapat memperlemah sistem imun kita, antara lain:

  • Kurang tidur
  • Pemakaian obat-obatan tertentu dan pemakaian antibiotik secara berlebihan
  • Kekurangan vitamin D
  • Konsumsi makanan olahan dan kurang mengkonsumsi sayur dan buah
  • Kurang aktivitas fisik
  • Stress dan kecemasan

Dan belum ada bukti ilmiah yang mendukung pendapat bahwa langkah pencegahan dengan menggunakan produk higiene dapat memperlemah sistem imun kita dan membuat kita lebih rentan terhadap infeksi bakteri atau virus.

Mikroba ada di mana-mana: di udara, makanan, tumbuhan, hewan, tanah dan air. Mereka dapat ditemukan di setiap jengkal permukaan, termasuk juga di dalam dan di luar tubuh kita.

Langkah-langkah higiene yang direkomendasikan selama pandemi ini akan membantu mengurangi penyebaran dari virus corona dan juga akan mengurangi resiko infeksi, tetapi tidak akan menghilangkan semua mikroba dari kehidupan kita.

Tetap jaga kebersihan

Membersihkan identik dengan menyingkirkan mikroba dan kotoran dari permukaan di sekitar kita. Langkah ini tidak membunuh mikroba, tetapi menyingkirkan mereka, menurunkan jumlah mereka sehingga dapat menurunkan resiko penyebaran infeksi.

Sebaliknya, disinfeksi artinya penggunaan bahan-bahan kimia, yang dikenal dengan disinfektan untuk membunuh mikroba pada permukaan.

Kombinasi langkah membersihkan dan disinfeksi adalah cara paling efektif untuk menyingkirkan mikroba seperti virus corona dari sekitar kita.

Mencuci tangan, menggunakan hand sanitiser adalah langkah pengendalian paling penting untuk menghindari penularan virus corona.

Dianjurkan untuk mencuci tangan dengan air dan sabun setidaknya selama 20 detik. Jika tidak dimungkinkan, gunakan hand sanitiser dengan kandungan minimal 60 persen alkohol atau 70 persen isopropil alkohol.

Mencuci tangan sesering mungkin apalagi dengan menggunakan sanitiser, dapat dapat mengganggu kelembaban alami kulit yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada kulit. Masalah ini dapat diatasi dengan penggunaan produk pelembab.

Tetapi langkah higiene ekstra selama pandemi COVID-19 tidak akan melemahkan sistem imun kita. Sebaliknya, langkah ini sangat vital untuk mengendalikan pandemi agar tidak meluas.

Jika anda khawatir akan sistem imun anda, jangan pernah berhenti mencuci tangan atau menjaga kebersihan tangan anda. Dan yang lebih penting, makan makanan yang bergizi, lakukan olahraga teratur dan jaga kesehatan mental anda.


Vasso Apostolopoulos, Pro Vice-Chancellor, Research Partnerships, Victoria University; Maja Husaric, Lecturer; MD, Victoria University, and Maximilian de Courten, Health Policy Lead and Professor in Global Public Health at the Mitchell Institute, Victoria University.

Sumber: The Conversation