BAGIKAN

Tato memainkan peranan utama bagi komunitas tertentu. Beberapa orang menggunakan tubuh mereka sebagai kanvas seni untuk mencerminkan status, ideologi, cerita berkesan, dan sebagainya.

Keberadaan merajah tubuh di dalam kebudayaan dunia sudah sangat lama ada dan dapat dijumpai di seluruh sudut dunia. Menurut sejarah, ternyata rajah tubuh sudah dilakukan sejak 3000 tahun SM (sebelum Masehi). Tato ditemukan untuk pertama kalinya pada sebuah mumi yang terdapat di Mesir. Dan konon hal itu dianggap yang menjadikan tato kemudian menyebar ke suku-suku di dunia, termasuk salah satunya suku Indian di Amerika Serikat dan Polinesia di Asia, lalu berkembang ke seluruh suku-suku dunia salah satunya suku Dayak di Kalimantan.

Tato dibuat sebagai suatu symbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi si empunya dan simbol keberanian dari si pemilik tato. Sejak masa pertama tato dibuat juga memiliki tujuan demikian. Tato dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.

Di Borneo (Kalimantan), penduduk asli wanita disana menganggap bahwa tato merupakan sebuah simbol yang menunjukkan keahlian khusus. Di Tiongkok, pada masa zaman Dinasti Ming (kurang lebih 350 tahun yang lalu), wanita dari suku Drung membuat tato di wajah dan pantatnya untuk sebagai tanda bagi keturunan yang baik. Di Indian, melukis tubuh bahasa Inggris: body painting dan mengukir kulit dilakukan untuk mempercantik (sebagai tujuan estetika) dan menunjukkan status sosial. Suku Mentawai memandang tato sebagai suatu hal yang sakral dan berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam.

Bagi suku Tharu di Chitwan, sebuah kota di Nepal, ditemukan suatu fakta  bahwa tato bagi para wanita memiliki 3 cerita yang berbeda.

Yang pertama sangat mengejutkan. Selama era Kerajaan Nepal, keluarga kerajaan biasa menghabiskan musim panas mereka di daerah Chitwan. Mereka biasa membawa gadis-gadis cantik dari suku tersebut sebagai budak seks. Untuk menghentikan penculikan ini, tren tato dimulai dan anak-anak perempuan mendapatkan tinta agar dapat merubah penampilan sebagai pola penyembunyian diri sehingga terlihat buruk bagi pria kerajaan.

Yang kedua sama mengejutkannya dengan yang pertama. Tato digunakan sebagai kewajiban bagi seorang gadis selama fase remaja, atau dia akan terasing dari keluarga dan masyarakatnya. Dia tidak akan diizinkan untuk berbicara, menikah, dan bahkan orang tidak akan diizinkan untuk mengambil apapun yang dia sentuh seperti makanan hingga benda. Dia harus berajah agar bisa diterima oleh bangsanya.

Yang ketiga adalah tentang keindahan dan alam baka. Ketika seorang wanita meninggal, dia akan bangkit di surga dengan penampilannya yang paling indah.

Semua hal di atas mungkin ada benarnya. Mereka semua membuktikan satu hal, seni tato memainkan peran utama bagi peran seorang wanita dari suku tersebut. Hal tersebut adalah bagian dari cara bertahan hidup dalam kehidupan mereka dan bahkan setelah kematian.

Tangan wanita bertato suku Tharu terakhir. Perajahan wajib dilakukan agar bisa diterima di masyarakat. Jika tidak, dia akan terasing oleh keluarga dan orang-orangnya. Tidak ada yang bisa menikahi dia, berbagi makanan, bahkan semua hal yang disentuhnya akan dianggap kotor.