BAGIKAN

Beberapa burung predator telah belajar mengendalikan api. Sebuah keterampilan yang sebelumnya dianggap unik bagi manusia. Burung-burung tersebut tampaknya sengaja memperluas area kebakaran hutan untuk mendapatkan mangsanya.

Ada banyak anekdot tentang burung pemangsa Australia yang memanfaatkan api, menurut ahli ornitologi Bob Gosford di Central Land Council di Alice Springs, Northern Territory. Sebagian besar berasal dari suku Aborigin yang mengelola kebakaran secara alami di padang rumput tropis Australia utara, yang berada di atas Queensland, Northern Territory dan Western Australia.

Ketiga spesies tersebut adalah Elang paria (Milvus migrans), Elang siul (Haliastur sphenurus) dan Alap-alap coklat (Falco berigora).



[Credit:blogs.crikey]
Klaimnya adalah bahwa burung-burung itu mengambil ranting-ranting yang telah terbakar akibat api yang ada, dan menjatuhkannya ke tempat lain untuk menyalakan api baru. Ini akan memaksa para hewan mangsa yang tersembunyi di semak-semak.

Kini telah terbukti bahwa burung pemangsa di Australia tidak hanya bertanggung jawab atas penyebaran kebakaran hutan, tapi juga melakukannya dengan sengaja. Ini berarti bahwa manusia tidak unik dalam memanfaatkan api dan bahkan mungkin dikalahkan oleh unggas pembakar ini.

Ini bukan pertama kalinya bukti bahwa kemungkinan raptor telah memanfaatkan api untuk mereka gunakan demi kepentingan sendiri. Meskipun banyak pakar lain yang skeptis terhadap kebiasaan burung tersebut.

Tampaknya jelas bahwa burung-burung itu benar-benar menyebarkan api. Hanya saja, beberapa orang tidak percaya bahwa ada maksud di balik pembakaran tersebut dan bahwa itu tidak lebih dari kebetulan atas nama kepentingan raptor.

[Credit:blogs.crikey]
Sebagai tanggapan atas kritik tersebut, Gosford berani bertaruh. Ia menghabiskan waktunya untuk mengumpulkan lebih banyak laporan tentang saksi mata terkait burung pemangsa yang sengaja membawa ranting dan bara api untuk membakar habis padang rumput lainnya.



Dalam makalah terbarunya, yang diterbitkan dalam Journal of Ethnobiology, Gosford memerinci 20 laporan saksi mata lainnya mengenai perilaku ini, dan juga menambahkan Elang siul ke dalam kelompok burung pencetus kebakaran pilihan.

Diperkirakan, burung-burung memanfaatkan sambaran petir yang memicu kebakaran hutan di Australia utara. Ini adalah proses alami yang sering terjadi, tanaman dan bentang alam tersulut dengan kobaran api dengan cepat yang merusak daerah tersebut.

Para raptor telah diobservasi dengan memungut ranting-ranting yang terbakar dari api dan kemudian terbang sejauh 50 meter menuju permukaan padang rumput dan hutan yang belun terbakar, di mana mereka dengan sengaja menjatuhkannya, menyebarkan api.

[Credit:blogs.crikey]
Selanjutnya, burung-burung itu kemudian akan bertengger di ujung kobaran api, dan menunggu mamalia kecil, reptil, amfibi, dan serangga yang melarikan diri dari api. Lalu menyambar makhluk-makhluk tak berdaya itu saat berusaha menyelamatkan diri.

Paper terbaru ini telah mengumpulkan keseluruhan dari berbagai laporan terbaru. Salah satu laporan tersebut berasal dari seorang mantan pemadam kebakaran Dick Eussen, yang sedang bertarung melawan api di dekat Kakadu, di Northern Territory.

Dia menceritakan bagaimana saat mereka menangani sebuah kebakaran, mereka menyadari ada yang menyebarkannya di area lain dan menemukan seekor Elang siul bertengger pada sebuah pohon sambil memegangi ranting berasap. Selama menjalankan tugas tersebut, petugas pemadam kebakaran harus memadamkan total tujuh kebakaran baru yang dimulai oleh burung-burung tersebut.

Perilaku ini bisa menjelaskan mengapa kebakaran tiba-tiba tampak melonjak, dan para periset sekarang meminta laporan serupa dari belahan dunia lain, seperti Afrika dan Amerika, untuk memajukan pemahaman kita tentang hubungan manusia dengan api, dan sejarah penyebaran padang rumput yang luas.