BAGIKAN

Dua buah gletser Antartika menahan sandera peradaban kita, ahli meteorologi Eric Holthaus menulis sebuah artikel untuk Grist. Pine Island dan Thwaites termasuk di antara gletser terbesar dan tercepat di dunia – dan mereka bisa melepaskan kenaikan permukaan laut sejauh 11 kaki jika mereka runtuh. Itu cukup untuk membanjiri setiap kota pesisir di planet kita.

Thwaites dan Pine Island terkapar di dataran yang panjangnya lebih dari 150 mil, dan daratan melebar ke sebuah cadangan es setebal dua mil yang kira-kira seukuran Texas, menurut Holthaus, yang mengatakan tidak ada keraguan bahwa es tersebut akan mencair. Pertanyaannya bukan kapan, tapi seberapa cepat. Jika kedua gletser tersebut runtuh, setiap garis pantai dan kota pesisir bisa dibanjiri air, membuat ratusan juta pengungsi iklim kehilangan tempat tinggal. Dan kejadian tersebut bisa terjadi dalam 20 sampai 50 tahun – terlalu cepat bagi manusia untuk beradaptasi.

Dua ahli iklim, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature tahun lalu, mengatakan bahwa kenaikan 1,8 meter di permukaan laut pada tahun 2100 lebih mungkin terjadi dari 90 cm – namun jika emisi karbon terus meningkat dalam skenario terburuk, semua es setinggi 3,3 meter yang ditahan Antartika bisa dibebaskan.

Tapi jika gletser ini tebalnya mencapai beberap mil, bukankah butuh waktu yang sangat lama bagi mereka untuk runtuh? Itu mungkin tidak terjadi di dunia pemanasan kita. Holthaus menunjuk pada bukti baru yang mengatakan bahwa begitu kita mencapai ambang suhu tertentu, rak es gletser yang terbentang ke laut – seperti yang ada di Thwaites dan Pine Island – bisa meleleh dari bawah dan di atas, mempercepat kemusnahan mereka.

Holthaus mencatat tidak setiap ilmuwan berpikir ada alasan untuk panik. Kepala ilmuwan Program Salju dan Es Nasional, Ted Scambos mengatakan, kedua gletser tersebut mungkin tidak akan runtuh sekaligus – dan keruntuhan yang cepat masih akan menghasilkan beberapa gunung es yang dapat memperlambat laju retakan dan bertindak sebagai lapisan es sementara. Namun komunitas ilmiah mulai berpikir bahwa kita perlu penelitian lebih lanjut mengenai risiko kenaikan permukaan laut yang cepat, menurut Holthaus.

Ilmuwan lapisan es terkemuka di University of Michigan, Jeremy Bassis mengatakan, “Setiap revisi terhadap pemahaman kita telah mengatakan bahwa lapisan es bisa berubah lebih cepat dari yang kita duga. Kita tidak memprediksi bahwa Pine Island akan runtuh, kita tidak memprediksi bahwa Larsen B akan hancur. Kita cenderung melihat hal-hal ini setelah kejadian tersebut terjadi.”