BAGIKAN
Para peneliti melakukan pengerjaan sumur pendingin di Augusta Raurica dengan salju. [Credit : Peter-Andrew Schwarz]

Para arkeolog di Swiss sedang melakukan eksperimen untuk mencari tahu bagaimana orang-orang Romawi kuno menggunakan serangkaian sumur untuk menjaga makanan tetap segar sampai bulan-bulan di musim panas.

Sumur yang lebih mirip terowongan ditemukan pada 2013 di Augusta Raurica, sebuah situs arkeologi yang terletak di dekat kota Basel di Swiss. Koloni Romawi didirikan pada 15 SM, dan segera berkembang menjadi kota metropolis dan pusat perdagangan yang ramai yang dihuni sekitar 15.000 hingga 20.000 orang. Tetapi pada 300 Masehi, Kombinasi dari berbagai kemelut seperti peperangan, epidemi, dan kegagalan panen yang tidak menguntungkan mengisyaratkan bahwa sebagian besar kota harus ditinggalkan. Hari ini, Augusta Raurica tetap menjadi salah satu kota Romawi yang terawat baik yang terletak di utara Pegunungan Alpen Swiss.

Di lokasi lain, orang Romawi menggunakan sumur yang sama untuk menyimpan buah, sayuran, tiram, keju, anggur, dan barang-barang yang mudah rusak lainnya. Sumur disiapkan selama bulan-bulan selama musim dingin, saat orang-orang Romawi mengisinya dengan salju, es, dan ditutup oleh jerami. Tetapi metode yang tepat, seperti begitu banyak teknik lain yang hilang dalam sejarah, tidak sepenuhnya diketahui.

Seperti yang dilaporkan oleh The Local , tim peneliti yang dipimpin oleh Peter-Andrew Schwarz dari University of Basel sekarang mencoba untuk menentukan apakah Roma menggunakan lubang sedalam 4 meter di Augusta Raurica sebagai bentuk kuno dari mesin pendingin, dan untuk mencari tahu bagaimana mereka melakukannya. Tim Schwarz terlibat dalam beberapa eksperimental arkeologi, di mana mereka akan berusaha melakukan sama percis seperti yang dilakukan oleh orang Roma.

Sebenarnya, ini adalah upaya ketiga tim. Pertama kali mereka mencoba melakukan ini, para peneliti mengisi sumur dengan salju dan es sekaligus, tetapi teknik ini terbukti tidak efektif; suhu di dalam naik di atas titik beku — bahkan selama musim dingin. Upaya kedua terbukti lebih berhasil, dimana para peneliti secara bertahap mengisi sumur dengan es dan salju. Dengan teknik ini, salju lumayan berhasil bertahan hingga bulan Juni.

Tapi kali ini tim merekrut sedikit bantuan untuk melihat apakah mereka dapat membuat efek pendinginan bertahan lebih lama. Terinspirasi oleh para pembuat es, atau disebut juga nevaters, dari pulau Majorca Spanyol, para peneliti akan meletakkan 20 hingga 30 cm lapisan salju, dan kemudian memadatkan setiap lapisan dengan penutup jerami. Para pembuat es dari Majorca menggunakan teknik yang sama untuk menjaga makanan tetap dingin selama bulan-bulan di musim panas sebelum munculnya pendingin listrik, jadi ini adalah petunjuk yang baik, yang mungkin saja bisa digunakan di era sekarang.

Tim Schwarz akan meletakkan lapisan minggu ini, dan mereka akan mengevaluasi upaya mereka pada bulan Agustus.