BAGIKAN
Andre Tan / Unsplash

Senyawa kimia yang berada di dalam racun tarantula dapat digunakan sebagai alternatif dari opioid sebagai penghilang rasa sakit bagi orang yang membutuhkan pereda nyeri kronis.

Para peneliti dari Universitas Queensland telah merancang sejenis protein dari racun tarantula yang berpotensi meredakan rasa sakit hebat tanpa menimbulkan kecanduan.

Christina Schroeder dari Institute for Molecular Bioscience UQ mengatakan bahwa krisis opioid saat ini di seluruh dunia sangat membutuhkan alternatif yang mendesak bagi obat-obatan sejenis morfin, seperti fentanyl dan oxycodone.

“Meskipun opioid efektif dalam menghasilkan penghilang rasa sakit, namun menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan seperti mual, sembelit dan risiko kecanduan, memberikan beban yang besar kepada masyarakat,” kata Dr. Schroeder.




“Studi kami menemukan bahwa protein mini dalam racun tarantula dari laba-laba burung Cina, yang dikenal sebagai Huwentoxin-IV, mengikat reseptor rasa sakit di dalam tubuh.

“Dengan menggunakan tiga cabang pendekatan dalam desain obat kami yang menggabungkan protein mini, reseptor dan membran sekitarnya dari racun laba-laba, kami telah mengubah protein mini ini sehingga menghasilkan potensi dan spesifisitas yang lebih besar untuk reseptor nyeri tertentu.

“Ini memastikan bahwa jumlah protein mini yang tepat yang menempel pada reseptor dan membran sel yang mengelilingi reseptor rasa sakit.”

Schroeder mengatakan protein mini ini telah dilakukan pengujiannya pada tikus dan terbukti bekerja secara efektif.

“Temuan kami berpotensi mengarah pada metode alternatif untuk mengobati rasa sakit tanpa efek samping dan mengurangi ketergantungan banyak orang pada opioid untuk menghilangkan rasa sakit,” katanya.

Studi ini teelah dipublikasikan di The Journal of Biological Chemistry.