Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat merupakan koloni Belanda dari tahun 1800 sampai 1948. Meskipun demikian,
pada awal 1920-an, pemerintah Hindia Belanda membuat rencana untuk memindahkan ibu kota mereka dari Batavia ke Bandung. Sehingga, pemerintah kolonial Belanda memulai pembangunan gedung-gedung pemerintahan.
Namun, rencana ini, dipangkas oleh Perang Dunia II, setelah itu deklarasi kemerdekaan Belanda pada tahun 1948, sehingga Bandung menjadi rumah bagi banyak contoh arsitektur kolonial Belanda, terutama Art Deco (Rasionalisme) atau Gaya Hindia Belanda Arsitektur modern (barat) dengan menerapkan elemen arsitektur lokal.
Selain juga estetika sebagai upaya untuk menyesuaikan diri dengan iklim Indonesia dan hujannya yang terkenal, ini menjelaskan mengapa atapnya lebar atau menonjol misalnya.
Melalui Gedung Sate tahun 1920 yang dibangun untuk menampung Dinas Perhubungan, Pekerjaan Umum dan Pengelolaan Air Hindia Belanda. Hari ini, bangunan tersebut berfungsi sebagai tempat duduk gubernur provinsi Jawa Barat.
Baca juga : Bangunan Bersejarah di Jalan Braga, masa Parijs van Java
Villa Isola (sekarang Bumi Siliwangi) adalah bangunan art deco di bagian utara Bandung, ibu kota Jawa Barat, Indonesia.
Selesai pada tahun 1933 oleh arsitek Belanda Wolff Schoemaker. Milik Dominique Berretty, Sayangnya ia meninggal dalam kecelakaan pesawat beberapa bulan setelah selesai. Saat ini berfungsi sebagai Rektorat Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung memiliki salah satu koleksi bangunan Art Deco yang paling banyak tersisa di dunia.