BAGIKAN
Marco Mornati on Unsplash

Sebuah studi menemukan bahwa bakteri yang hidup dalam debu rumah tangga dapat menyebarkan gen resistensi antibiotik. Meskipun sebagian besar bakteri tersebut tidak berbahaya, para peneliti percaya gen-gen ini berpotensi menyebar menjadi patogen, membuat infeksi lebih sulit diobati.

Resistensi antibiotik pada umumnya sering dikaitkan dengan akibat dari penggunaan yang berlebihan dan penyalahgunaan pada zat antibiotik. Namun, mekanisme utama untuk penyebaran resistensi antibiotik pada bakteri adalah melalui transfer gen horizontal. Berbeda dengan transfer gen vertikal, ketika DNA diteruskan dari induk pada keturunannya melalui proses reproduksi, transfer gen horizontal memungkinkan materi genetik atau ketika bakteri membuat salinan gennya, untuk diteruskan pada bakteri yang ada di sekitarnya. 

Menurut sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di PLOS Pathogens, para ilmuwan dari Northwestern University di Illinois telah menunjukkan bahwa bakteri yang resisten antibiotik yang berada di luar dapat menuju ke dalam rumah dan bergabung dengan bakteri yang ada di dalamnya. Setelah sarangnya saling berdekatan, mereka kemudian bisa mewariskan gen yang dapat memberikannya resistensi terhadap antibiotik. 



“Non patogen dapat menggunakan transfer gen horizontal untuk menularkan gen resistensi antibiotik pada patogen. Kemudian patogen menjadi resisten terhadap antibiotik,” kata Erica Hartmann, pemimpin penulis studi dari Northwestern University.

“Kami mengamati bakteri telah memiliki gen resistensi antibiotik yang dapat ditransferkan. Orang-orang berpikir ini adalah penyebabnya, tetapi tidak ada yang benar-benar menunjukkan bahwa mikroba dalam debu terdapat gen yang dapat ditransferkan.”

Penelitian mengumpulkan sampel debu dari lebih dari 40 bangunan rumah yang berbeda-beda dan mencari keberadaan berbagai spesies bakteri Staphylococcus. Secara keseluruhan, mereka menemukan bakteri yang memiliki setidaknya 183 gen resistensi antibiotik, di mana 52 gen di antaranya berpotensi bergerak dan dapat dilewatkan melalui transfer gen horizontal. 

Diperkirakan bahwa penyebab bakteri menjalani perilaku pertukaran gen ini karena mereka tertekan ketika tinggal di dalam ruangan, di mana sering mengalami kondisi kekeringan, suhu dingin, kekurangan nutrisi, dan sisa-sisa produk pembersih antibakteri.


Resistensi antibiotik adalah salah satu ancaman terbesar yang saat ini dihadapi umat manusia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Dalam beberapa dekade terakhir, semakin banyak infeksi – seperti pneumonia, gonore, tuberkulosis, dan salmonella – menjadi lebih sulit untuk diobati karena antibiotik yang digunakan untuk mengobatinya menjadi kurang efektif. Pada tahun 2050,  “superbug” yang kebal obat diperkirakan bisa membunuh 10 juta orang lebih setiap tahunnya di seluruh dunia, melampaui jumlah kematian yang disebabkan oleh kanker.

Walaupun semua itu terdengar sangat mengkhawatirkan, perlu dicatat bahwa penemuan baru ini seharusnya tidak membuat Anda terlalu takut. Enggan untuk membersihkan bingkai foto Anda tidak akan dengan segera meningkatkan peluang Anda untuk mengembangkan resistensi antibiotik, misalnya.

“Itu hanya salah satu faktor risiko. Sesuatu yang perlu kita perhatikan.”